Rabu, 08 Mei 2013

perekonomian indonesia TUGAS 4



PEREKONOMIAN INDONESIA “ Softskills “

TEMA
“ B E B A S “
JUDUL
“ KEMISKINAN MASIH MENJADI SAHABAT DI IBU PERTIWI  







Nama                          :           Nanda Apriliana
Kelas                           :           1 EB 24
NPM                          :           25212229
Tugas/Tulisan           :           Tugas ke – 4



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2012/2013






A B S T R AK

Tulisan ini dibuat untuk mengupas berbagai aspek tentang perekonomian indonesia, khusunya tentang kemiskinan. Indonesia bukan lagi menjadi negara yang kaya melainkan negara yang miskin  dalam berbagai aspek baik pendidikan, pendapatan negara, bahkan kesehatan, seharusnya indonesia menjadi negara yang kaya karena berlimpahnya kekayaan alam disetiap sudut, namun karena tingkat pendidikan dan sempitnya pengetahuan yng membuat persahaban masyarakat dengan kemiskinan tak juga lepas.
Tulisan ini membantu para pembaca upaya mengatasi kemiskinan, dampak dampak dari berbagai bidang yang berimbas pada kemiskinan, serta merta pendidikan yang berpengaruh juga pada berkurangnya tingkat kemiskinan.











LANDASAN TEORI
Kemiskinan merupakan bentuk kegagalan pasar yang tidak mampu memberikan kesejahteraan yang sama bagi setiap warga Negara sehingga memerlukan adanya peran serta pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut. Peran tersebut semata-mata dampak positif, tetapi juga muncul apa yang disebut kegagalan pemerintah.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:
a.       Kemiskinan Absolut.
Seseorang dikategorikan termasuk kedalam golongan miskin absolute apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
b.      Kemiskinan Relatif.
Seseorang yang tergolong miskin relative sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
c.       Kemiskinan Kultural.
Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari kluarga miskin yaitu :
·         Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan, dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
·         Kemampuan dalam melakukan peran social akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dialam bidang perlindungan, dan peran dalam bidang kemasyarakatan.
·         Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.





B A B   I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Konsep pemahaman tentang kemiskinan sangat beragam, mulai dari sekadar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dan juga ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan yang cukup dasar dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya kesempatan berusaha dan juga kurangnya lapangan pekerjaan, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat.
Kemiskinan sering menjadi topik yang dibahas dan diperdebatkan dalam berbagai  forum baik nasional maupun internasional, walaupun kemiskinan itusendiri telah muncul ratusan tahun yang lalu. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan dalam berbagai keadaan hidup. Perkembangan kondisi kemiskinan di suatu negara secara ekonomis merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, dengan semakin menurunnya tingkat kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Dalam mewujudkan tujuan negara, pemerintah secara terus menerus telah melakukan program pembangunan nasional. Dua sasaran utama yang selalu mendapat perhatian dalam program pembangunan nasional adalah pengentasan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran.

1.2              Rumusan masalah
1.      Jelaskan secara terperinci pengertian dari kemiskinan?
2.      Mengapa angka kemiskinan masih tinggi?
3.      Jelaskan alasan mengapa angka kemiskinan sulit untuk diturunkan?
4.      Jelaskan dampak korupsi dan pengangguran dalam semakin meningkatnya angka kemiskinan?
5.      Apa upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan yang semakin meningkat?

1.3              Tujuan dan Manfaat penulisan
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah softskills tepatnya perekonomian indonesia.
Manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan baik untuk kami sebagai penulis dan para pembaca, selain itu pembuatan makalah ini sebagai informasi untuk para pembaca lebih paham tentang alasan-alasan mengapa kemiskinan terus meningkat, dan penjelasan bahwa dampak korupsi dan pengangguran sangat berpengaruh atas meningkatnya jumlah kemiskinan.


1.4              Metode penulisan
Saya memakai metode dengan cara melakukan browsing disejumlah situs internet yaitu web, blog, maupun perangkat media massa yang diambil dari internet.
Selain itu dalam pengambilan informasi terkait pada tema diatas saya juga mengambil informasi dari majalah-majalah online untuk melengkapi data-data yang akan di sampaikan.


1.5              Sistematika penulisan
Dalam penulisan tugas makalah softskills ini sistematika yang saya gunakan terbagi atas 3 bab yaitu bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bab pendahuluan yang dibahas adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode, sedangkan pada bab pembahasan yang dibahas adalah isi dari penulisan tugas ini, dan bab penutup yang dibahas hanya kesimpulan atas semua informasi yang ada.
Selain itu untuk melengkapi penulisan ini saya juga menambahkan abstrak dan landasan teori yang terkait dalam penulisan ini.








B A B  II
PEMBAHASAN


2.1       Pengertian Kemiskinan
Secara etimologis “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos,2002). Dalam konteks politik, John Friedman mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu ketidaksamaan kesempatan dalam mengakumulasikan basis kekuatan sosial. Frank Ellis (dalam suharto,2005) menyatakan bahwa kemiskinan memiliki berbagai dimensi yang menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis.
Orang disebut miskin jika dalam kadar tertentu sumber daya ekonomi yang mereka miliki di bawah target atau patokan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan kemiskinan sosial adalah kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang mendukung orang untuk mendapatkan kesempatan - kesempatan agar produktivitasnya meningkat.Dapat juga dikatakan bahwa kemiskinan sosial adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang tersedia.
Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya.Dalam Panduan Keluarga Sejahtera (1996: 10) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya.

2.2       Penyebab Kemiskinan
            Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut :
·         Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
·         kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnyapun rendah
·         kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.
·         Kemiskinan juga muncul karena adanya perbedaan kualitas sumber daya manusia, karena jika kualitas manusianya rendah pasti akan mempengaruhi yang lain, seperti pendapatan. Tapi itu hanyalah masalah klasik. Sekarang penyebab kemiskinan adalah karena tidak mempunyai uang yang banyak.

2.3       Alasan angka kemiskinan masih tinggi
Angka kemiskinan Indonesia masih dianggap tinggi sehingga perlu ada upaya untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut."Persentase angka kemiskinan kita memang cenderung menurun berkat kerja keras kita bersama. Tapi dengan jumlah 20-30 juta orang yang masih tergolong miskin, angka tersebut menurut saya masih tinggi," kata Presiden saat membuka Rapat Koordinasi BUMN di Hotel Sahid The Rich Jogja di Yogyakarta, Rabu (10/10/2012).
Menurut Presiden, upaya untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut menjadi prioritas program pembangunan nasional. Namun, upaya tersebut bukan hanya urusan pemerintah pusat, melainkan juga menjadi urusan pemerintah daerah, BUMN, hingga swasta untuk mengurangi angka kemiskinan tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi.
Presiden menuturkan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap sudah cukup tinggi, khususnya di antara negara sekawasan dan beberapa negara maju di dunia."Nantinya, segala program yang dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga BUMN, dan swasta itu diarahkan untuk mengurangi kemiskinan sehingga kesejahteraan rakyat akan meningkat," kata Presiden.Dengan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan akan tersedia. Di sini, perlu peran penting dari segala sisi institusi untuk bisa menurunkan angka kemiskinan tersebut.
Presiden menambahkan, saat ini pemerintah terus menggelontorkan proyek-proyek untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Harapannya, Indonesia juga bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri khususnya dalam bidang investasi. "Sehingga saya dorong BUMN untuk bisa maju di garda depan, khususnya menangkap peluang-peluang investasi untuk bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

2.4       Alasan angka kemiskinan sulit diturunkan
Tingginya inflasi berdampak pada angka kemiskinan yang tidak bisa turun secara signifikan."Walaupun tingkat pertumbuhan relatif tinggi, tetapi inflasi yang dirasakan oleh masyarakat miskin juga tinggi sehingga angka kemiskinan tidak dapat turun dengan signifikan,"
Tingkat kemiskinan nasional mencapai 13,33 persen pada tahun 2010. Dan, persentase itu turun menjadi 12,49 persen pada Maret 2011. Sampai dengan September 2011, tingkat kemiskinan pun turun kembali menjadi 12,36 persen. Armida pun menyebutkan, angka kemiskinan pada Maret lalu menurun menjadi 11,69 persen atau sekitar 29,13 juta jiwa, akan ada perkembangan data terbaru pada September. Dengan harapan pada 2012 bisa memasuki rentang 10,5persen-11,5 persen.
Penurunan angka kemiskinan tersebut terjadi dengan tingkat pertumbuhan di atas 6 persen selama tahun 2010 hingga pertengahan 2012.Sekalipun demikian, Armida mengingatkan, inflasi yang dirasakan masyarakat miskin masih tinggi. Hal ini bisa dilihat dari poverty basket inflation sebesar 10,9 persen pada 2011, dan 6,52 persen, yang merupakan angka sementara, pada 2012.
Penurunan angka kemiskinan tidak bisa signifikan.Persentase hanya berkurang tipis. "Bahkan pada 2005, walaupun terjadi pertumbuhan, tapi poverty basket inflation tercatat sampai 12,87 persen karena ada kenaikan harga BBM, berdampak pada kenaikan angka kemiskinan, dari 15,97 persen menjadi 17,75 persen pada 2006.
Ke depan, Pemerintah berharap angka kemiskinan terus turun. Tahun 2013, Pemerintah pun menargetkan kemiskinan menurun menjadi 9,5-10 persen. "Disparitas tingkat kemiskinan per wilayah juga diharapkan berkurang, Salah satu strateginya yakni rekonsolidasi Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI) melalui pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan 2012-2014. "Kita mengarahkan program kepada peningkatan penghidupan (livelihood) untuk keluar dari garis kemiskinan,".

2.5       Dampak korupsi terhadap meningkatnya jumlah kemiskinan
Korupsi, tentu saja berdampak sangat luas, terutama bagi kehidupan masyarakat miskin di desa dan kota. Awal mulanya, korupsi menyebabkan Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional kurang jumlahnya. Untuk mencukupkan anggaran pembangunan, pemerintah pusat menaikkan pendapatan negara, salah satunya contoh dengan menaikkan harga BBM. Pemerintah sama sekali tidak mempertimbangkan akibat dari adanya kenaikan BBM tersebut  harga-harga kebutuhan pokok seperti beras semakin tinggi biaya pendidikan semakin mahal, dan pengangguran bertambah. Tanpa disadari, masyarakat miskin telah menyetor 2 kali kepada para koruptor. Pertama, masyarakat miskin membayar kewajibannya kepada negara lewat pajak dan retribusi, misalnya pajak tanah dan retribusi puskesmas. Namun oleh negara hak mereka tidak diperhatikan, karena “duitnya rakyat miskin” tersebut telah dikuras untuk kepentingan pejabat. Kedua, upaya menaikkan pendapatan negara melalui kenaikan BBM, masyarakat miskin kembali “menyetor” negara untuk kepentingan para koruptor, meskipun dengan dalih untuk subsidi rakyat miskin. Padahal seharusnya negara meminta kepada koruptor untuk mengembalikan uang rakyat yang mereka korupsi, bukan sebaliknya, malah menambah beban rakyat miskin.
Ada beberapa dampak buruk yang akan diterima oleh kaum miskin akibat korupsi, diantaranya. Pertama, Membuat mereka (kaum miskin) cenderung menerima pelayanan sosial lebih sedikit. Instansi akan lebih mudah ketika melayani para pejabat dan konglemerat dengan harapan akan memiliki gengsi sendiri dan imbalam materi tentunya, peristiwa seperti ini masih sering kita temui ditengah–tengah masyarakat. Kedua, Investasi dalam prasarana cenderung mengabaikan proyek–proyek yang menolong kaum miskin, yang sering terjadi biasanya para penguasa akan membangun prasarana yang mercusuar namun minim manfaatnya untuk masyarakat, atau kalau toh ada biasanya momen menjelang kampanye dengan niat mendapatkan simpatik dan dukungan dari masyarakat. Ketiga, orang yang miskin dapat terkena pajak yang regresif, hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki wawasan dan pengetahuan tentang soal pajak sehingga gampang dikelabuhi oleh oknum.Keempat, kaum miskin akan menghadapi kesulitan dalam menjual hasil pertanian karena terhambat dengan tingginya biaya baik yang legal maupun yang tidak legal, sudah menjadi rahasia umum ketika seseorang harus berurusan dengan instansi pemerintah maka dia menyediakan uang, hal ini dilakukan agar proses dokumentasi tidak menjadi berbelit–belit bahkan ada sebuah pepatah “kalau bias dipersulit kenapa dipermudah”, sebagai contoh dalam studi LPEM tahun 1994 disana ditemukan bahwa walaupun pemerintah sudah menghapus semua biaya untuk memperoleh izin penanaman modal, para investor masih tetap harus membayar “upeti kepada orang tertentu, ini artinya budaya demikian sudah kian mengakar, inilah yang kemudian sebagian orang saking putus asanya mengatakan bahwa korupsi di negeri ini sudah jadi budaya jadi sulit untuk diberantas.
Selain berdampak pada kemiskinan, tidak menutup kemungkinan juga berdampak pada pengangguran di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.Terbatasnya lapangan kerja mengakibatkan terjadinya pengangguran.Penganguran timbul karena adanya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan lapangan kerja.Bagi negara yang sedang mengalami transisi dari negara agraris menuju industrialisasi, seperti Indonesia, pengangguran banyak dijumpai. Keahlian penduduknya dibidang agraris, sementar lapangn kerja yang ada, menuntut yang lain. Bangkrutnya perusahaan-perusahaan pada saat krisis ekonomi turut memperparah angka pengangguran di Indonesia.

·         Dampak pengangguran terhadap meningkatnya angka kemiskinan
Banyak dampak-dampak yang terjadi akibat penangguran diantaranya adalah meningkatnya kemiskinan di suatu negara.Kemiskinan tadi menjadi dampak terbesar dari tingginya tingkat penggangguran, semakin banyak pengangguran maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinan di suatu negara. Hal itulah yang terjadi di Indonesia dewasa ini pengangguran yang semakin tinggi membuat pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang, pastilah pengeluaran akan semakin tinggi sedangkan pendapatan rendah bahkan mungkin tidak ada pendapatan. Hal itu juga membuat sebagian dari mereka yang penggangguran mengambil jalan pintas sebagai sarana menyambung hidup. Tetapi lagi-lagi permasalahan terjadi jalan pintas yang mereka pakai adalah jalan pintas yang negative, mereka melanggar tat tertib dan hokum yang berlaku. Diantaranya mereka melakukan tindak criminal sebagai contoh: mencuri, merampok, mejambret bahkan kini banya tindakan lain yang terkesan baik yaitu melakukan penipuan dengan berbagai kedok seperti investasi dan sebagainya. Mereka yang melakukan itu pun jika tertangkap akan terjerat dalam undang-undang yang mengakibatkan mereka bermasalah dalam hukum atau mempunyai catatan kriminal. Alhasil mereka justru semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Tingginya tingkat kemiskinan yang tinggi menjadikan Indonesia menjadi negara yang berkembang dan berpendapatan di bawah rata-rata berikut data-data tentang tingkat kemiskinan di Indonesia

2.6        Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar.Namun dalam kenyataannya, program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan ini.Pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan yang lebih membumi dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan.  Bebrapa langkah yang bisa dilakukan di antaranya adalah :
a.       Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
b.      Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia. 
c.       Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap masyarakat bisa menikmati makanan yang berkualitas .hal ini berdampak pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat. 
d.      Menghapuskan korupsi. Sebab, korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaiman mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak  bisa menikmati hak mereka sebagai warga negar sebagaimana mestinya 
e.       Menggalakan program zakat. Di indonesia, islam adalah agama mayoritas. Dan dalam Islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di Indonesia, di tengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan jika dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat. 
f.       Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain. 
g.      Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
h.      Kredit Usaha Rakyat (KUR) Adalah Kredit untuk pembiayaan usaha produktif segment mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang layak / feasible namun belum bankable untuk modal kerja dan/atau kredit investasi melalui pola pembiayaan secara langsung maupun tidak langsung (linkage) yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Kredit. Dengan program ini diharapkan rakyat miskin dapat lebih mandiri dan menjalankan usaha bagi kesejahteraan hidup.
i.        Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Diharapkan rakyat miskin dapat memanfaatkan sarana ini guna mencapai pendidikan wajib 9 tahun.
j.        PNPM Mandiri PerdesaanProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM)— merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998.
Beberapa program yang tengah digalakkan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun 2008 pada pengentasan kemiskinan. Fokus program tersebut meliputi 5 hal antara lain pertama menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok; kedua mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin; ketiga menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat; keempat meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar; dan kelima membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
Dari 5 fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang digalakkan pemerintah terkait 5 program tersebut antara lain:
a.       Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras.
b.      Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. 
c.       Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. 
d.      Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. 
e.       Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi.

2.7        Statistika penduduk miskin di Indonesia
Penduduk Miskin Indonesia Sebanyak 32,53 Juta Jiwa, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, hasil survei pada Maret 2009, jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 32,53 juta jiwa atau 14,15 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. "Hasil ini menunjukan penduduk miskin berkurang 2,43 juta jiwa dibandingkan dengan (hasil survei) Maret 2008 yang mencapai 34,96 juta jiwa atau 15,42 persen (dari total populasi)," kata Deputi Statistik Sosial BPS, Arizal Manaf, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, penduduk miskin didominasi penduduk pedesaan yaitu 20,62 juta jiwa atau 17,35 persen dari total penduduk di desa.
Sedangkan penduduk miskin di perkotaan sebesar 11,91 juta jiwa atau 10,72 persen dari total penduduk kota. Jumlah orang miskin di perkotaan, bila dibandingkan survei Maret 2008, mengalami penurunan sebesar 850 ribu jiwa. Sedangkan di pedesaan bila dibandingkan Maret 2008, penduduk miskin berkurang 1,5 juta jiwa.
Ia mengatakan, penurunan jumlah kemiskinan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, naiknya upah riil buruh tani dan bangunan. Upah buruh riil petani di pedesaan rata-rata naik sebesar 13,22 persen. Sedangkan upah buruh bangunan di perkotaan rata-rata naik 10,61 persen. Kedua, nilai tukar petani pangan selama periode April 2008-Maret 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen. Sedangkan untuk nilai tukar petani di sektor perikanan (nelayan) naik 5,27 persen. Ketiga, menurut dia, penurunan itu juga didukung oleh kebijakan pemerintah seperti bantuan langsung tunai (BLT), biaya operasional sekolah (BOS) dan juga Kebijakan Beras untuk masyarkat miskin (raskin). Apakah kebijakan tersebut bila dilakukan pada bulan Maret saja sesuai dengan survei yang dilakukan yaitu pada bulan Maret akan mempengaruhi, Arizal menjawab, survei dilakukan pada bulan Maret, dan hal itu mengukur kemiskinan di bulan Maret 2009, namun hal itu juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi sebelumnya. Selain peningkatan pendapatan, penurunan kemiskinan tersebut juga didukung oleh kondisi inflasi yang stabil sebesar 7,92 persen pada periode Maret 2008-Maret 2009. Dan peningkatan harga beras rata-rata pada Maret 2008-Maret 2009 yang lebih rendah dibandingkan laju inflasi.Sementara itu, dalam survei kali ini, jumlah orang miskin tersebut diperoleh berdasarkan garis kemiskinan atau jumlah pengeluaran sebesar Rp200.262 perorang per bulan."Artinya orang dinilai miskin bila memiliki pendapatan setiap orangnya rata-rata sebesar Rp200.262, perorang, bukan per keluarga. seseorang yang bekerja dengan penghasilan Rp500 ribu yang memiliki satu orang istri tanpa anak, yang berarti dia cuma berdua dengan istrinya maka pendpatan perkapitanya Rp250.000 per orang perbulan. Berarti hal ini tidak termasuk dalam penduduk miskin yang berpendapatan perorang sebesar Rp200.262.

B A B  III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi kedepan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

3.2       Saran
o   Adanya sarana pembinaan untuk masyarakat yang pendidikannya tidak tinggi agar mempunyai suatu keahlian yang pada akhirnya bisa membuka lapangan kerja sendiri bahkn untuk orang lain juga.
o   Akses pendidikan harus dipermudah agar pengetahuan geenerasi muda lebih terorganisir.
o   Bagi masyarakat sendiri harus dihindari rasa malas untuk bekerja karena Allah tidak akan mengubah nasib orang yang tidak mau berusaha.





DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar