Kamis, 09 Mei 2013

perekonomian indonesia TUGAS 2


PEREKONOMIAN INDONESIA “ Softskills “

TEMA
“ PERSAINGAN HARGA PRODUK DALAM NEGERI VS LUAR NEGERI DILIHAT DARI TINGGINYA BIAYA PRODUKSI  
JUDUL
“ PASAR DOMESTIK BERPENGARUH PADA PERSAINGAN PRODUK DALAM VS LUAR NEGERI  







Nama                          :           Nanda Apriliana
Kelas                           :           1 EB 24
NPM                          :           25212229
Tugas/Tulisan           :           Tugas ke – 2



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2012/2013
A B S T R A K

Tulisan ini dibuat untuk mengupas berbagai aspek tentang perekonomian indonesia, khususnya tentang pasar domestik yang berpengaruh pada persaingan harga produk luar negeri vs dalam negeri. Indonesia adalah salah satu negara yang mampu bersaing dengan negara lain, karena dari persaingan tersebut banyak dampak positifnya contohnya memajukan devisa negara dan membawa nama baik indonesia itu sendiri.
Tulisan ini membantu para pembaca untuk mengetahui dampak apa saja yang terjadi akibat persaingan. Pokok bahasan dalam tulisan ini mengupas tentang pasar domestik yang ternyata  berpengaruh atas persaingan harga produk dalam ataupun luar negeri, serta peranan sektor luar nengeri yang membantu menambahkan devisa negara. Untuk lebih jelasnya lagi saya telah menginformasikan semua pada tulisan ini.









LANDASAN TEORI
Pasar domestik
Indonesia harus menghadapi pergolakan ekonomi global pada tahun 2013 ini dengan optimis. Sebab, dalam hal perekonomian, pemerintah Indonesia tidak hanya berorientasi pada ekspor. Kebijakan ini sangat tepat karena fakta menunjukkan bila perdagangan dalam negeri memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional di saat sejumlah negara maju justru terkena dampak krisis ekonomi global yang melanda Eropa dan Amerika.

Dampak-dampak atas persaingan produl dalam vs produk luar
Dampak positif :
·         Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
·         Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
Dampak negatif :
·         Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
·         Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.








B A B   I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya menyangkut masalah jual beli secara internasional yang saling disebut dengan ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah ini merupakan topik makro.
Dapat ditarik kesimpulan dari uraian diatas adalah pada prinsifnya ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.


1.2              Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Pengaruh pasar domestik terhadap penompang produk nasional?
2.      Jelaskan pengaruh ekonomi Internasional terhadap ekonomi Nasional?
3.      Bagaimana keadaan dalam melakukan perdagangan internasional?
4.      Dampak akibat adanya persaingan antara produk dalam negeri vs produk luar negeri?
5.      Peranan sektor luar negeri terhadap ekonomi di Indonesia?






1.3              Tujuan dan Manfaat penulisan
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah softskills tepatnya perekonomian indonesia.
Manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan baik untuk kami sebagai penulis dan para pembaca, selain itu pembuatan makalah ini sebagai informasi untuk para pembaca lebih paham tentang pengaruh ekonomi internasional pada ekonomi nasional, serta dampak positif dan negatif dari persaingan produk dalam vs produk luar negeri, dan bagaimana peranan pemerintah dalam hal tersebut.


1.4              Metode Penulisan
Saya memakai metode dengan cara melakukan browsing disejumlah situs internet yaitu web, blog, maupun perangkat media massa yang diambil dari internet.
Selain itu dalam pengambilan informasi terkait pada tema diatas saya juga mengambil informasi dari majalah-majalah online untuk melengkapi data-data yang akan di sampaikan.


1.5              Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas makalah softskills ini sistematika yang saya gunakan terbagi atas 3 bab yaitu bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bab pendahuluan yang dibahas adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode, sedangkan pada bab pembahasan yang dibahas adalah isi dari penulisan tugas ini, dan bab penutup yang dibahas hanya kesimpulan atas semua informasi yang ada.
Selain itu untuk melengkapi penulisan ini saya juga menambahkan abstrak dan landasan teori yang terkait dalam penulisan ini.






B A B  II
PEMBAHASAN

2.1       Pengaruh pasar domestik sebagai penompang produk nasional
Indonesia harus menghadapi pergolakan ekonomi global pada tahun 2013 ini dengan optimis. Sebab, dalam hal perekonomian, pemerintah Indonesia tidak hanya berorientasi pada ekspor. Kebijakan ini sangat tepat karena fakta menunjukkan bila perdagangan dalam negeri memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional di saat sejumlah negara maju justru terkena dampak krisis ekonomi global yang melanda Eropa dan Amerika.
Di tengah menurunnya kinerja pasar ekspor, perdagangan antar daerah dan antar pulau bisa menjadi alternative yang sangat menjanjikan. Hal ini didukung oleh sangat beragamnya potensi sumber daya alam dan juga sumber daya manusia yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, suku, budaya.
Yang menarik, masing-masing pulau dan daerah memiliki potensi yang berbeda-beda dan saling mengisi satu sama lain. Fakta keragaman potensi antar daerah ini merupakan modal besar untuk menggerakkan roda perdagangan dalam negeri pada umumnya dan keuntungan ekonomi yang besar bagi tiap-tiap daerah.
Contoh yang paling mudah dilihat adalah potensi Pulau Jawa sebagai sentra pemasaran berbagai produk dan komoditas dari Luar Pulau Jawa, semisal Sulawesi, Kalimantan, Papua dan Sumatera. Pasalnya, pulau ini paling padat penduduknya dan sangat sempit lahannya untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Langkah yang diambil oleh Kemendag untuk memperkuat pasar domestik ini juga sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Periode 2010-2014. Dijelaskan bahwa Pembangunan Perdagangan dalam lima tahun ke depan akan berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014 serta bertumpu pada keseimbangan antara pembangunan perdagangan dalam negeri dan pembangunan perdagangan luar negeri. Artinya, peningkatan pertumbuhan ekspor nonmigas dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan penguatan perdagangan dalam negeri untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang domestik serta menciptakan iklim usaha yang sehat. Terkait dengan ini, maka arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri adalah: “Peningkatan penataan sistem distribusi nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha, dan daya saing produk domestik” .
Adapun strategi yang telah ditetapkan dalam periode 2010-2014 adalah:
1.      Meningkatkan integrasi perdagangan antar dan intra wilayah melalui pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat terjaga.
2.      Meningkatkan iklim usaha perdagangan, melalui persaingan usaha yang sehat dan pengamanan perdagangan, untuk mendorong pengembangan usaha kecil menengah, peningkatan usaha ritel tradisional dan modern, bisnis waralaba, termasuk pengembangan pola kerja sama yang saling menguntungkan antarpelaku usaha.
3.      Mendorong terciptanya pengelolaan resiko harga, transparansi harga, pemanfaatan alternatif pembiayaan, dan efisiensi distribusi melalui peningkatan efektivitas perdagangan berjangka, sistem resi gudang, dan pasar lelang.
4.      Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan memaksimalkan potensi pasar domestik melalui pemanfaatan daya kreasi bangsa.
5.      Memperkuat kelembagaan perdagangan dalam negeri yang mendorong terwujudnya persaingan usaha yang sehat, efektivitas perlindungan konsumen serta menciptakan perdagangan berjangka, sistem resi gudang, dan pasar lelang yang efisien.

Potensi Pasar Domestik
Belum lama ini McKinsey Global Institute dalam laporan risetnya berani memproyeksikan Indonesia sebagai negara berperekonomian terbesar ketujuh dunia pada tahun 2030 nanti, yakni dengan 135 juta konsumen potensial dengan pasar bernilai USD 1,8 triliun. Angka-angka itu menunjukkan betapa besarnya potensi pasar domestik yang bisa dioptimalkan, baik oleh para investor maupun para pelaku usaha dalam negeri. Dengan kata lain, fakta ini merupakan tantangan bagi para pelaku industri manufaktur dalam negeri untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan global dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa konsumen pasar domestik.
Adapun kunci utama untuk berdiri kokoh dalam persaingan tersebut adalah kemampuan berinovasi, baik dari segi produksi maupun dari sisi pemasarannya. Hal ini penting karena kelas menengah Indonesia yang sedang tumbuh pesat saat ini merupakan konsumen-konsumen cerdas yang dinamis, berselera tinggi dan memiliki daya beli yang cukup kuat.
Bahkan, mayoritas mereka ini diprediksi para pakar ekonomi tidak akan mempersoalkan harga, tapi lebih mementingkan desain, kualitas, dan keragamaan produk. Karena itu, dalam peta persaingan perdagangan domestik ke depan para pelaku usaha nasional dituntut untuk mampu menjawab kebutuhan konsumen yang menghendaki produk-produk yang berkualitas, inovatif, variatif dan harga yang bersaing.

Sektor Logistik Penentu Daya Saing
Dalam dunia perdagangan, semua aktivitas di sektor logistik meme­gang peranan yang sangat penting dalam menentukan daya saing se­buah produk atau komoditas. Artinya, produk atau komoditas yang unggul sekalipun tidak akan mampu bersaing di tengah-tengah per­saingan pasar yang ada. Sebab, besarnya biaya logistik akan sa­ngat ber­pengaruh kepada kekompetitifan harga dari produk atau komoditas.
Semua itu adalah tantangan besar yang harus bersama-sama diselesaikan untuk mendukung kinerja perdagangan dalam negeri dan juga perdagangan luar negeri secara umum. Karena, efektivitas waktu dan efisiensi biaya logistik harus menjadi muara dari semua aktivitas logistik tersebut.
Paling tidak, ada dua faktor penyebab rendahnya daya saing beberapa produk dan komoditas Indonesia. Pertama, adalah tingginya biaya logistik itu. Yakni, akumulasi dari biaya sejumlah indicator yang terkait langsung dengan biaya logistik. Diantara unsur-unsur yang menjadi penyebab tingginya biaya logistik itu adalah; 1) Belum optimalnya pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pemantauan arus barang antar wilayah; 2) Sarana yang mahal dalam hal pengadaan alat angkut truk dan kapal laut (pajak dan suku bunga tinggi); 3) Masih ada sejumlah regulasi logistik yang tidak sinkron antara pemerintah pusat dan daerah; 4) Rendahnya kompetensi SDM logistik; 5) Masih mengandalkan sejumlah armada yang tidak layak beroperasi.
Kedua, lamanya waktu kirim juga termasuk hal yang menyebabkan kurang kuatnya daya saing komoditas Indonesia di pasar nasional, regional maupun internasional. Faktor kedua ini membutuhkan perbaikan-perbaikan dan penambahan sejumlah prasarana logistik yang ada saat ini, seperti jalan raya, pelabuhan, dan hubungan antar moda.
Perlu dijadikan pengingat, bahwa laporan World Economic Forum 2009-2012 pernah menyebutkan bila kualitas infrastruktur Indonesia masih berada pada peringkat 82 dari 134 negara yang disurvei. Dengan peringkat tersebut, kita masih kalah dengan Malaysia yang berada di peringkat 23.
Dalam kerangka itu pula, sebagaimana diamanatkan oleh Cetak Biru Sislognas, pengembangan sistem logistik nasional juga diarahkan untuk mewujudkan konektivitas antar satu lokasi dengan lokasi lainnya, atau konektifitas antara pusat-pusat produksi dengan pasar (pusat konsumsi).
Perlu saya ingatkan, bahwa salah satu tujuan penting adanya cetak biru Sislognas adalah peningkatan kemampuan dan daya saing agar berhasil dalam persaingan global. Karena itu, dalam edisi-edisi ke depan, saya berharap besar buletin Info Logistik ini bisa memberikan wawasan-wawasan segar bagi seluruh pihak yang terkait dengan pembangunan logistik Indonesia dalam rangka meningkatkan daya saing produk-produk dan berbagai komoditas nasional di persaingan global.

2.2       Pengaruh ekonomi Internasional terhadap ekonomi Nasional
Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global antar negara didunia menyebabkan hampir semua kehidupan dalam suatu negara dipengaruhi (terpengaruh) oleh ekonomi intenrasional. 
Dewasa ini bisa dikatakan tidak ada lagi negara yang AUTARKI, yaitu negara yang hidup terisolir, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan, maupun perdagangan internasional (ekspor dan impor).
Pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional suatu negara dapat dilihat dalam dua aspek yaitu aspek makro dan aspek mikro. Aspek Makro dapat ditinjau dari sisi supply and demand, serta dari sisi perhitungan pendapatan nasional. Sedangkan dari aspek mikro, dapat dilihat dari sisi pengaruh pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap kegiatan perusahaan di dalam negeri suatu negara :
·         Aspek Makro dilihat dari Sisi Supply and Demand.
·         Aspek Makro Dilihat Dari Sisi Perhitungan Pendapatan Nasional Secara teoritis

2.3       Keadaan dalam melakukan perdagangan internasional
untuk melakukan Perdagangan Internasional, suatu negara harus melakukan Spesialisasi. Namun spesialisasi yang terlalu jauh tidak dapat diterapkan dalam semua keadaan terutama dalam keadaan-keadaan berikut ini: 
a.       Ketidak stabilan pasar luar negeri. 
Misalnya perdagangan yang terspesialisasi hanya memproduksikàn karet dan kayu. Apabila harga karet dan harga kayu dunia jatuh, maka perekonomian dalam negeri otomatis akan ikut jatuh. Spesialisasi bisa meningkatkan pendapatan riil masyarakat secara maksimal, tetapi dengan risiko terjadi ketidak stabilan yang tinggi. Sebaliknya diversifikasi lebih menjamin kestabilan pendapatan tetapi dengan konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dan spesialisasi. Sekarang hampir semua negara di dunia menyadani bahwa spesialisasi yang terlalu jauh (meskipun didasarkan atas prinsip keunggulan komparatif. seperti yang ditunjukkan oleh teori ekonomi) bukanlah keadaan yangbaik. Manfaat dari diversifikasi harus pula diperhitungkan. 

b.      Keamanan Nasional. 
Bayangkan suatu negara hanya mem produksikan satu barang, misalnya karet, dan harus mengimpor seluruh kebutuhan bahan makanannya Meskipun karet adalah cabang produksi di mana negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yang paling tinggi, sehingga bisa meningkatkan CPF nya setinggi mungkin, tentuhya keadaan seperti di atas tidak sehat. Seandainya terjadi perang atau apapun yang menghambat perdagangan luar negeri, dari manakah diperoleh bahan makanan bagi penduduk negara tersebut? Jelas bahwa pola produksi seperti yang didiktekan oleh keunggulan komparatif tidak harus selalu diikuti apabila ternyata kelangsungan hidup negara itu sendiri sama sekali tidak terjamin.

c.       Dualisme. 
Sejarah perdagangan internasional negara-negara sedang berkembang terutama semasa mereka masih menjadi koloni negara-negara Eropa. ditandai oleh timbulnya sektor ekspor yang berorientasi ke pasar dunia dan yang sedikit sekali berhubungan dengan sektor tradisional dalam negeri.
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dan negreri itu, tetapi bagian dan pasar dunia. Dalam keadaan seperti spesialisasi ini dimana perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaai ini di negara-negara sedang berkembang setelah kemerdekaan mereka, memang sudah menunjukkan perubahan. ‘namun Seringkali belum merupakan perubahan itu tidak terlalu fundamental. Sektor ekspor yang’ “modern” masih nampak belum bisa menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional” 

Semenjak bergulirnya konsep pasar bebas, ada fenomoena kekhawatiran dari negara-negara berkembang bahwa produksi dalam negeri akan hancur karena perdagangan bebas. Ketakutan ini juga dirasakan oleh negara–negara Maju. 
Dalam Menghadapi fenomena itu, negara dapat mencoba melakukan penanggulangan dalam menghadapi dampak pasar bebas bagi perekonomian domestik mereka. Setidaknya ada dua cara dari dalam dan dari luar :
·         Dari dalam negeri, mereka melakukan berbagai hambatan dan prokteksi untuk beberapa produk dalam negeri.
·         Dari luar negeri, dengan cara menggandeng beberapa negara untuk membentuk blok perdagangan yang berguna, melindungi ekonomi domestik masing-masing negara.


2.4       Dampak akibat adanya persaingan produk dalam vs luar negeri
Dampak positif adanya persaingan produk dalam dan luar negeri, antara lain :
·         Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
·         Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
·         Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
·         Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Dampak negatif dari persaingan produk dalam dan luar negeri sebagai berikut :
·         Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
·         Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
·         Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
·         Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit.


2.5       Peranan sektor luar negeri bagi ekonomi indonesia
Perdagangan luar negeri merupakan salah satu dari dua kekuatan ekonomi yang melatar belakangi perekonomian Indonesia saat ini. Selain perdagangan luar negeri, pertanian / perkebunan juga merupakan kekuatan ekonomi. Masing-masing memiliki peran dalam perekonomian Indonesia.
Sektor pertanian / perkebunan memiliki peran dalam penyediaan barang-barang untuk diekspor sedangkan perdagangan luar negeri yang mengekspor barang-barang tersebut ke luar negeri. Selain itu perdagangan luar negeri juga memperkuat cadangan devisa negara. Saat ini perdagangan luar negeri Indonesia masih dikuasai oleh ekspor dari sektor pertanian dan perkebunan. Walaupun pernah mengalami kemunduran, tetapi perdagangan lluar negeri masih bisa menciptakan surplus perdagangan luar negeri dua setengah kali lebih besar dari tahun 2008.
Perdagangan luar negeri juga dapat lebih cepat bangkit dari krisis ekonomi global dibandingkan dengan pemulihan sektor industri yang ada di Indonesia. Perdagangan luar negeri sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Dan jika diperhatikan dan diurus dengan sebaik mungkin, perdagangan luar negeri bisa menjadi tulang punggung bahkan menjadi unggulan perekonomian Indonesia. Dan menurut saya, selagi perdagangan luar negeri masih sangat menguntungkan perekonomian Indonesia dan memperkuat cadangan devisa negara seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Pemerintah sebaiknya bisa mengurus dan memperbaiki lagi system atau kinerja perdagangan luar negeri yang masih perlu diperbaiki. Serta mempertahankan apa yang telah dihasilkan dari kinerja perdagangan luar negeri, agar pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia dapat lebih besar lagi.
Manfaat dari perdagangan internasional ini adalah:
1.      memperoleh barang yang tidak diproduksi di negeri sendiri
2.      Memperoleh keuntungan dari spesialisasi produksi bagi tiap-tiap negara
3.      Memperluas pasar hasil produksi dan menambah keuntungan
4.      Meningkatkan devisa
5.      Meningkatkan teknologi modern
6.      Meningkatkan hubungan persahabatan antarnegara
7.      Kebutuhan setiap negara dapat terpenuhi
Faktor-faktor yang mendorong perdagangan internasional adalah :
1.      Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki
2.      Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa di dalam negeri
3.      Keinginan untuk memperoleh keuntungan dan meningkatkan penerimaan negara
4.      Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
5.      Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
6.      Adanya perbedaan kondisi di setiap negara sehingga menyebabkan perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi
7.      Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang
8.      keinginan untuk menjalin kerjasama, hubungan politik, dan dukungan dari negara lain
9.      Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negarapun di dunia dapat memenuhi kebutuhan hidup sendiri
10.  Adanya keterbatasan produksi



Beberapa alasan mengapa suatu Negara memerlukan Negara lain dalam kehidupan ekonominya adalah :
a.      Pertama, tidak semua kebuthan masyarakatnya dapat dipenuhi oleh komoditi yang dihasilkan di dalam negeri, sehingga untuk memnuhi kebuthan tersebut, harus dilakukan impor dari Negara yang memproduksinya.
b.      Karena terbatasnya konsumen, tidak semua hasil produksi dapat dipasarkan di dalam negeri, sehingga perlu dicari pasar luar di luar negeri
c.        Sebagai sarana untuk melakukan proses alih teknologi. Dengan membeli produk asing suatu Negara dapat mempelajari bagaimana produk tersebut dibuat dan dipasarkan, sehingga dalam jangka panjang dapat melakyukan produksi untuk barang yang sama.
d.       Secara ekonomis dan matematis perdagangan antar Negara dapat mendatangkan tambahan keuntungan dan efisiensi dari dilakukannya tindakan spesialisi produksi dari Negara-negara yang memilki keuntungan mutlak dan/ atau keuntungan berbanding.



















B A B  III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Dalam tulisan ini saya sebagai penulis ingin menyimpulkan atas semua bahasan yang telah di bahas pada bab pembahasan.
Persaingan di Indonesia semakin berkembang pesat sejak adanya pasar domestik, yang dahulunya produk dalam negeri tidak dikenal semenjak adanya persaingan ini produk dalam negeri menjadi dikenal.
Namun akibat dari persaingan ini sendiri adalah banyak negara lain yang sering mengakui produk indonesia sebagai produk negaranya, ya karena memang kualitas produk indonesia tidak kalah baik dari produk negara lain.
            Dalam tulisan ini saya juga bisa menyimpulkan bahwa persaingan harga atas produk dalam vs produk luar negeri dapat meningkatkan devisa negara


3.2       Saran
·         Karena waktu dulu adanya pengakuan produk dalam negeri menjadi produk negara lain saya pikir keamanan atas produk produk indonesia harus diperketat.
·         Pemerintah harus meningkatkan mutu kualitas produk agar produk indonesia tidak kalah saing dengan produk lain.












DAFTAR PUSTAKA















Rabu, 08 Mei 2013

perekonomian indonesia TUGAS 4



PEREKONOMIAN INDONESIA “ Softskills “

TEMA
“ B E B A S “
JUDUL
“ KEMISKINAN MASIH MENJADI SAHABAT DI IBU PERTIWI  







Nama                          :           Nanda Apriliana
Kelas                           :           1 EB 24
NPM                          :           25212229
Tugas/Tulisan           :           Tugas ke – 4



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2012/2013






A B S T R AK

Tulisan ini dibuat untuk mengupas berbagai aspek tentang perekonomian indonesia, khusunya tentang kemiskinan. Indonesia bukan lagi menjadi negara yang kaya melainkan negara yang miskin  dalam berbagai aspek baik pendidikan, pendapatan negara, bahkan kesehatan, seharusnya indonesia menjadi negara yang kaya karena berlimpahnya kekayaan alam disetiap sudut, namun karena tingkat pendidikan dan sempitnya pengetahuan yng membuat persahaban masyarakat dengan kemiskinan tak juga lepas.
Tulisan ini membantu para pembaca upaya mengatasi kemiskinan, dampak dampak dari berbagai bidang yang berimbas pada kemiskinan, serta merta pendidikan yang berpengaruh juga pada berkurangnya tingkat kemiskinan.











LANDASAN TEORI
Kemiskinan merupakan bentuk kegagalan pasar yang tidak mampu memberikan kesejahteraan yang sama bagi setiap warga Negara sehingga memerlukan adanya peran serta pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut. Peran tersebut semata-mata dampak positif, tetapi juga muncul apa yang disebut kegagalan pemerintah.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:
a.       Kemiskinan Absolut.
Seseorang dikategorikan termasuk kedalam golongan miskin absolute apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
b.      Kemiskinan Relatif.
Seseorang yang tergolong miskin relative sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
c.       Kemiskinan Kultural.
Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari kluarga miskin yaitu :
·         Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan, dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
·         Kemampuan dalam melakukan peran social akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dialam bidang perlindungan, dan peran dalam bidang kemasyarakatan.
·         Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.





B A B   I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Konsep pemahaman tentang kemiskinan sangat beragam, mulai dari sekadar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dan juga ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan yang cukup dasar dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya kesempatan berusaha dan juga kurangnya lapangan pekerjaan, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat.
Kemiskinan sering menjadi topik yang dibahas dan diperdebatkan dalam berbagai  forum baik nasional maupun internasional, walaupun kemiskinan itusendiri telah muncul ratusan tahun yang lalu. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan dalam berbagai keadaan hidup. Perkembangan kondisi kemiskinan di suatu negara secara ekonomis merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, dengan semakin menurunnya tingkat kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Dalam mewujudkan tujuan negara, pemerintah secara terus menerus telah melakukan program pembangunan nasional. Dua sasaran utama yang selalu mendapat perhatian dalam program pembangunan nasional adalah pengentasan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran.

1.2              Rumusan masalah
1.      Jelaskan secara terperinci pengertian dari kemiskinan?
2.      Mengapa angka kemiskinan masih tinggi?
3.      Jelaskan alasan mengapa angka kemiskinan sulit untuk diturunkan?
4.      Jelaskan dampak korupsi dan pengangguran dalam semakin meningkatnya angka kemiskinan?
5.      Apa upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan yang semakin meningkat?

1.3              Tujuan dan Manfaat penulisan
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah softskills tepatnya perekonomian indonesia.
Manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan baik untuk kami sebagai penulis dan para pembaca, selain itu pembuatan makalah ini sebagai informasi untuk para pembaca lebih paham tentang alasan-alasan mengapa kemiskinan terus meningkat, dan penjelasan bahwa dampak korupsi dan pengangguran sangat berpengaruh atas meningkatnya jumlah kemiskinan.


1.4              Metode penulisan
Saya memakai metode dengan cara melakukan browsing disejumlah situs internet yaitu web, blog, maupun perangkat media massa yang diambil dari internet.
Selain itu dalam pengambilan informasi terkait pada tema diatas saya juga mengambil informasi dari majalah-majalah online untuk melengkapi data-data yang akan di sampaikan.


1.5              Sistematika penulisan
Dalam penulisan tugas makalah softskills ini sistematika yang saya gunakan terbagi atas 3 bab yaitu bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bab pendahuluan yang dibahas adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode, sedangkan pada bab pembahasan yang dibahas adalah isi dari penulisan tugas ini, dan bab penutup yang dibahas hanya kesimpulan atas semua informasi yang ada.
Selain itu untuk melengkapi penulisan ini saya juga menambahkan abstrak dan landasan teori yang terkait dalam penulisan ini.








B A B  II
PEMBAHASAN


2.1       Pengertian Kemiskinan
Secara etimologis “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos,2002). Dalam konteks politik, John Friedman mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu ketidaksamaan kesempatan dalam mengakumulasikan basis kekuatan sosial. Frank Ellis (dalam suharto,2005) menyatakan bahwa kemiskinan memiliki berbagai dimensi yang menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis.
Orang disebut miskin jika dalam kadar tertentu sumber daya ekonomi yang mereka miliki di bawah target atau patokan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan kemiskinan sosial adalah kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang mendukung orang untuk mendapatkan kesempatan - kesempatan agar produktivitasnya meningkat.Dapat juga dikatakan bahwa kemiskinan sosial adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang tersedia.
Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya.Dalam Panduan Keluarga Sejahtera (1996: 10) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya.

2.2       Penyebab Kemiskinan
            Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut :
·         Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
·         kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnyapun rendah
·         kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.
·         Kemiskinan juga muncul karena adanya perbedaan kualitas sumber daya manusia, karena jika kualitas manusianya rendah pasti akan mempengaruhi yang lain, seperti pendapatan. Tapi itu hanyalah masalah klasik. Sekarang penyebab kemiskinan adalah karena tidak mempunyai uang yang banyak.

2.3       Alasan angka kemiskinan masih tinggi
Angka kemiskinan Indonesia masih dianggap tinggi sehingga perlu ada upaya untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut."Persentase angka kemiskinan kita memang cenderung menurun berkat kerja keras kita bersama. Tapi dengan jumlah 20-30 juta orang yang masih tergolong miskin, angka tersebut menurut saya masih tinggi," kata Presiden saat membuka Rapat Koordinasi BUMN di Hotel Sahid The Rich Jogja di Yogyakarta, Rabu (10/10/2012).
Menurut Presiden, upaya untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut menjadi prioritas program pembangunan nasional. Namun, upaya tersebut bukan hanya urusan pemerintah pusat, melainkan juga menjadi urusan pemerintah daerah, BUMN, hingga swasta untuk mengurangi angka kemiskinan tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi.
Presiden menuturkan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap sudah cukup tinggi, khususnya di antara negara sekawasan dan beberapa negara maju di dunia."Nantinya, segala program yang dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga BUMN, dan swasta itu diarahkan untuk mengurangi kemiskinan sehingga kesejahteraan rakyat akan meningkat," kata Presiden.Dengan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan akan tersedia. Di sini, perlu peran penting dari segala sisi institusi untuk bisa menurunkan angka kemiskinan tersebut.
Presiden menambahkan, saat ini pemerintah terus menggelontorkan proyek-proyek untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Harapannya, Indonesia juga bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri khususnya dalam bidang investasi. "Sehingga saya dorong BUMN untuk bisa maju di garda depan, khususnya menangkap peluang-peluang investasi untuk bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

2.4       Alasan angka kemiskinan sulit diturunkan
Tingginya inflasi berdampak pada angka kemiskinan yang tidak bisa turun secara signifikan."Walaupun tingkat pertumbuhan relatif tinggi, tetapi inflasi yang dirasakan oleh masyarakat miskin juga tinggi sehingga angka kemiskinan tidak dapat turun dengan signifikan,"
Tingkat kemiskinan nasional mencapai 13,33 persen pada tahun 2010. Dan, persentase itu turun menjadi 12,49 persen pada Maret 2011. Sampai dengan September 2011, tingkat kemiskinan pun turun kembali menjadi 12,36 persen. Armida pun menyebutkan, angka kemiskinan pada Maret lalu menurun menjadi 11,69 persen atau sekitar 29,13 juta jiwa, akan ada perkembangan data terbaru pada September. Dengan harapan pada 2012 bisa memasuki rentang 10,5persen-11,5 persen.
Penurunan angka kemiskinan tersebut terjadi dengan tingkat pertumbuhan di atas 6 persen selama tahun 2010 hingga pertengahan 2012.Sekalipun demikian, Armida mengingatkan, inflasi yang dirasakan masyarakat miskin masih tinggi. Hal ini bisa dilihat dari poverty basket inflation sebesar 10,9 persen pada 2011, dan 6,52 persen, yang merupakan angka sementara, pada 2012.
Penurunan angka kemiskinan tidak bisa signifikan.Persentase hanya berkurang tipis. "Bahkan pada 2005, walaupun terjadi pertumbuhan, tapi poverty basket inflation tercatat sampai 12,87 persen karena ada kenaikan harga BBM, berdampak pada kenaikan angka kemiskinan, dari 15,97 persen menjadi 17,75 persen pada 2006.
Ke depan, Pemerintah berharap angka kemiskinan terus turun. Tahun 2013, Pemerintah pun menargetkan kemiskinan menurun menjadi 9,5-10 persen. "Disparitas tingkat kemiskinan per wilayah juga diharapkan berkurang, Salah satu strateginya yakni rekonsolidasi Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI) melalui pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan 2012-2014. "Kita mengarahkan program kepada peningkatan penghidupan (livelihood) untuk keluar dari garis kemiskinan,".

2.5       Dampak korupsi terhadap meningkatnya jumlah kemiskinan
Korupsi, tentu saja berdampak sangat luas, terutama bagi kehidupan masyarakat miskin di desa dan kota. Awal mulanya, korupsi menyebabkan Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional kurang jumlahnya. Untuk mencukupkan anggaran pembangunan, pemerintah pusat menaikkan pendapatan negara, salah satunya contoh dengan menaikkan harga BBM. Pemerintah sama sekali tidak mempertimbangkan akibat dari adanya kenaikan BBM tersebut  harga-harga kebutuhan pokok seperti beras semakin tinggi biaya pendidikan semakin mahal, dan pengangguran bertambah. Tanpa disadari, masyarakat miskin telah menyetor 2 kali kepada para koruptor. Pertama, masyarakat miskin membayar kewajibannya kepada negara lewat pajak dan retribusi, misalnya pajak tanah dan retribusi puskesmas. Namun oleh negara hak mereka tidak diperhatikan, karena “duitnya rakyat miskin” tersebut telah dikuras untuk kepentingan pejabat. Kedua, upaya menaikkan pendapatan negara melalui kenaikan BBM, masyarakat miskin kembali “menyetor” negara untuk kepentingan para koruptor, meskipun dengan dalih untuk subsidi rakyat miskin. Padahal seharusnya negara meminta kepada koruptor untuk mengembalikan uang rakyat yang mereka korupsi, bukan sebaliknya, malah menambah beban rakyat miskin.
Ada beberapa dampak buruk yang akan diterima oleh kaum miskin akibat korupsi, diantaranya. Pertama, Membuat mereka (kaum miskin) cenderung menerima pelayanan sosial lebih sedikit. Instansi akan lebih mudah ketika melayani para pejabat dan konglemerat dengan harapan akan memiliki gengsi sendiri dan imbalam materi tentunya, peristiwa seperti ini masih sering kita temui ditengah–tengah masyarakat. Kedua, Investasi dalam prasarana cenderung mengabaikan proyek–proyek yang menolong kaum miskin, yang sering terjadi biasanya para penguasa akan membangun prasarana yang mercusuar namun minim manfaatnya untuk masyarakat, atau kalau toh ada biasanya momen menjelang kampanye dengan niat mendapatkan simpatik dan dukungan dari masyarakat. Ketiga, orang yang miskin dapat terkena pajak yang regresif, hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki wawasan dan pengetahuan tentang soal pajak sehingga gampang dikelabuhi oleh oknum.Keempat, kaum miskin akan menghadapi kesulitan dalam menjual hasil pertanian karena terhambat dengan tingginya biaya baik yang legal maupun yang tidak legal, sudah menjadi rahasia umum ketika seseorang harus berurusan dengan instansi pemerintah maka dia menyediakan uang, hal ini dilakukan agar proses dokumentasi tidak menjadi berbelit–belit bahkan ada sebuah pepatah “kalau bias dipersulit kenapa dipermudah”, sebagai contoh dalam studi LPEM tahun 1994 disana ditemukan bahwa walaupun pemerintah sudah menghapus semua biaya untuk memperoleh izin penanaman modal, para investor masih tetap harus membayar “upeti kepada orang tertentu, ini artinya budaya demikian sudah kian mengakar, inilah yang kemudian sebagian orang saking putus asanya mengatakan bahwa korupsi di negeri ini sudah jadi budaya jadi sulit untuk diberantas.
Selain berdampak pada kemiskinan, tidak menutup kemungkinan juga berdampak pada pengangguran di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.Terbatasnya lapangan kerja mengakibatkan terjadinya pengangguran.Penganguran timbul karena adanya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan lapangan kerja.Bagi negara yang sedang mengalami transisi dari negara agraris menuju industrialisasi, seperti Indonesia, pengangguran banyak dijumpai. Keahlian penduduknya dibidang agraris, sementar lapangn kerja yang ada, menuntut yang lain. Bangkrutnya perusahaan-perusahaan pada saat krisis ekonomi turut memperparah angka pengangguran di Indonesia.

·         Dampak pengangguran terhadap meningkatnya angka kemiskinan
Banyak dampak-dampak yang terjadi akibat penangguran diantaranya adalah meningkatnya kemiskinan di suatu negara.Kemiskinan tadi menjadi dampak terbesar dari tingginya tingkat penggangguran, semakin banyak pengangguran maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinan di suatu negara. Hal itulah yang terjadi di Indonesia dewasa ini pengangguran yang semakin tinggi membuat pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang, pastilah pengeluaran akan semakin tinggi sedangkan pendapatan rendah bahkan mungkin tidak ada pendapatan. Hal itu juga membuat sebagian dari mereka yang penggangguran mengambil jalan pintas sebagai sarana menyambung hidup. Tetapi lagi-lagi permasalahan terjadi jalan pintas yang mereka pakai adalah jalan pintas yang negative, mereka melanggar tat tertib dan hokum yang berlaku. Diantaranya mereka melakukan tindak criminal sebagai contoh: mencuri, merampok, mejambret bahkan kini banya tindakan lain yang terkesan baik yaitu melakukan penipuan dengan berbagai kedok seperti investasi dan sebagainya. Mereka yang melakukan itu pun jika tertangkap akan terjerat dalam undang-undang yang mengakibatkan mereka bermasalah dalam hukum atau mempunyai catatan kriminal. Alhasil mereka justru semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Tingginya tingkat kemiskinan yang tinggi menjadikan Indonesia menjadi negara yang berkembang dan berpendapatan di bawah rata-rata berikut data-data tentang tingkat kemiskinan di Indonesia

2.6        Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar.Namun dalam kenyataannya, program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan ini.Pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan yang lebih membumi dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan.  Bebrapa langkah yang bisa dilakukan di antaranya adalah :
a.       Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
b.      Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia. 
c.       Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap masyarakat bisa menikmati makanan yang berkualitas .hal ini berdampak pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat. 
d.      Menghapuskan korupsi. Sebab, korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaiman mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak  bisa menikmati hak mereka sebagai warga negar sebagaimana mestinya 
e.       Menggalakan program zakat. Di indonesia, islam adalah agama mayoritas. Dan dalam Islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di Indonesia, di tengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan jika dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat. 
f.       Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain. 
g.      Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
h.      Kredit Usaha Rakyat (KUR) Adalah Kredit untuk pembiayaan usaha produktif segment mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang layak / feasible namun belum bankable untuk modal kerja dan/atau kredit investasi melalui pola pembiayaan secara langsung maupun tidak langsung (linkage) yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Kredit. Dengan program ini diharapkan rakyat miskin dapat lebih mandiri dan menjalankan usaha bagi kesejahteraan hidup.
i.        Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Diharapkan rakyat miskin dapat memanfaatkan sarana ini guna mencapai pendidikan wajib 9 tahun.
j.        PNPM Mandiri PerdesaanProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM)— merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998.
Beberapa program yang tengah digalakkan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun 2008 pada pengentasan kemiskinan. Fokus program tersebut meliputi 5 hal antara lain pertama menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok; kedua mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin; ketiga menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat; keempat meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar; dan kelima membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
Dari 5 fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang digalakkan pemerintah terkait 5 program tersebut antara lain:
a.       Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras.
b.      Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. 
c.       Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. 
d.      Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. 
e.       Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi.

2.7        Statistika penduduk miskin di Indonesia
Penduduk Miskin Indonesia Sebanyak 32,53 Juta Jiwa, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, hasil survei pada Maret 2009, jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 32,53 juta jiwa atau 14,15 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. "Hasil ini menunjukan penduduk miskin berkurang 2,43 juta jiwa dibandingkan dengan (hasil survei) Maret 2008 yang mencapai 34,96 juta jiwa atau 15,42 persen (dari total populasi)," kata Deputi Statistik Sosial BPS, Arizal Manaf, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, penduduk miskin didominasi penduduk pedesaan yaitu 20,62 juta jiwa atau 17,35 persen dari total penduduk di desa.
Sedangkan penduduk miskin di perkotaan sebesar 11,91 juta jiwa atau 10,72 persen dari total penduduk kota. Jumlah orang miskin di perkotaan, bila dibandingkan survei Maret 2008, mengalami penurunan sebesar 850 ribu jiwa. Sedangkan di pedesaan bila dibandingkan Maret 2008, penduduk miskin berkurang 1,5 juta jiwa.
Ia mengatakan, penurunan jumlah kemiskinan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, naiknya upah riil buruh tani dan bangunan. Upah buruh riil petani di pedesaan rata-rata naik sebesar 13,22 persen. Sedangkan upah buruh bangunan di perkotaan rata-rata naik 10,61 persen. Kedua, nilai tukar petani pangan selama periode April 2008-Maret 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen. Sedangkan untuk nilai tukar petani di sektor perikanan (nelayan) naik 5,27 persen. Ketiga, menurut dia, penurunan itu juga didukung oleh kebijakan pemerintah seperti bantuan langsung tunai (BLT), biaya operasional sekolah (BOS) dan juga Kebijakan Beras untuk masyarkat miskin (raskin). Apakah kebijakan tersebut bila dilakukan pada bulan Maret saja sesuai dengan survei yang dilakukan yaitu pada bulan Maret akan mempengaruhi, Arizal menjawab, survei dilakukan pada bulan Maret, dan hal itu mengukur kemiskinan di bulan Maret 2009, namun hal itu juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi sebelumnya. Selain peningkatan pendapatan, penurunan kemiskinan tersebut juga didukung oleh kondisi inflasi yang stabil sebesar 7,92 persen pada periode Maret 2008-Maret 2009. Dan peningkatan harga beras rata-rata pada Maret 2008-Maret 2009 yang lebih rendah dibandingkan laju inflasi.Sementara itu, dalam survei kali ini, jumlah orang miskin tersebut diperoleh berdasarkan garis kemiskinan atau jumlah pengeluaran sebesar Rp200.262 perorang per bulan."Artinya orang dinilai miskin bila memiliki pendapatan setiap orangnya rata-rata sebesar Rp200.262, perorang, bukan per keluarga. seseorang yang bekerja dengan penghasilan Rp500 ribu yang memiliki satu orang istri tanpa anak, yang berarti dia cuma berdua dengan istrinya maka pendpatan perkapitanya Rp250.000 per orang perbulan. Berarti hal ini tidak termasuk dalam penduduk miskin yang berpendapatan perorang sebesar Rp200.262.

B A B  III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi kedepan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

3.2       Saran
o   Adanya sarana pembinaan untuk masyarakat yang pendidikannya tidak tinggi agar mempunyai suatu keahlian yang pada akhirnya bisa membuka lapangan kerja sendiri bahkn untuk orang lain juga.
o   Akses pendidikan harus dipermudah agar pengetahuan geenerasi muda lebih terorganisir.
o   Bagi masyarakat sendiri harus dihindari rasa malas untuk bekerja karena Allah tidak akan mengubah nasib orang yang tidak mau berusaha.





DAFTAR PUSTAKA