Kamis, 09 Mei 2013

perekonomian indonesia TUGAS 2


PEREKONOMIAN INDONESIA “ Softskills “

TEMA
“ PERSAINGAN HARGA PRODUK DALAM NEGERI VS LUAR NEGERI DILIHAT DARI TINGGINYA BIAYA PRODUKSI  
JUDUL
“ PASAR DOMESTIK BERPENGARUH PADA PERSAINGAN PRODUK DALAM VS LUAR NEGERI  







Nama                          :           Nanda Apriliana
Kelas                           :           1 EB 24
NPM                          :           25212229
Tugas/Tulisan           :           Tugas ke – 2



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2012/2013
A B S T R A K

Tulisan ini dibuat untuk mengupas berbagai aspek tentang perekonomian indonesia, khususnya tentang pasar domestik yang berpengaruh pada persaingan harga produk luar negeri vs dalam negeri. Indonesia adalah salah satu negara yang mampu bersaing dengan negara lain, karena dari persaingan tersebut banyak dampak positifnya contohnya memajukan devisa negara dan membawa nama baik indonesia itu sendiri.
Tulisan ini membantu para pembaca untuk mengetahui dampak apa saja yang terjadi akibat persaingan. Pokok bahasan dalam tulisan ini mengupas tentang pasar domestik yang ternyata  berpengaruh atas persaingan harga produk dalam ataupun luar negeri, serta peranan sektor luar nengeri yang membantu menambahkan devisa negara. Untuk lebih jelasnya lagi saya telah menginformasikan semua pada tulisan ini.









LANDASAN TEORI
Pasar domestik
Indonesia harus menghadapi pergolakan ekonomi global pada tahun 2013 ini dengan optimis. Sebab, dalam hal perekonomian, pemerintah Indonesia tidak hanya berorientasi pada ekspor. Kebijakan ini sangat tepat karena fakta menunjukkan bila perdagangan dalam negeri memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional di saat sejumlah negara maju justru terkena dampak krisis ekonomi global yang melanda Eropa dan Amerika.

Dampak-dampak atas persaingan produl dalam vs produk luar
Dampak positif :
·         Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
·         Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
Dampak negatif :
·         Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
·         Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.








B A B   I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya menyangkut masalah jual beli secara internasional yang saling disebut dengan ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah ini merupakan topik makro.
Dapat ditarik kesimpulan dari uraian diatas adalah pada prinsifnya ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.


1.2              Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Pengaruh pasar domestik terhadap penompang produk nasional?
2.      Jelaskan pengaruh ekonomi Internasional terhadap ekonomi Nasional?
3.      Bagaimana keadaan dalam melakukan perdagangan internasional?
4.      Dampak akibat adanya persaingan antara produk dalam negeri vs produk luar negeri?
5.      Peranan sektor luar negeri terhadap ekonomi di Indonesia?






1.3              Tujuan dan Manfaat penulisan
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah softskills tepatnya perekonomian indonesia.
Manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan baik untuk kami sebagai penulis dan para pembaca, selain itu pembuatan makalah ini sebagai informasi untuk para pembaca lebih paham tentang pengaruh ekonomi internasional pada ekonomi nasional, serta dampak positif dan negatif dari persaingan produk dalam vs produk luar negeri, dan bagaimana peranan pemerintah dalam hal tersebut.


1.4              Metode Penulisan
Saya memakai metode dengan cara melakukan browsing disejumlah situs internet yaitu web, blog, maupun perangkat media massa yang diambil dari internet.
Selain itu dalam pengambilan informasi terkait pada tema diatas saya juga mengambil informasi dari majalah-majalah online untuk melengkapi data-data yang akan di sampaikan.


1.5              Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas makalah softskills ini sistematika yang saya gunakan terbagi atas 3 bab yaitu bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bab pendahuluan yang dibahas adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode, sedangkan pada bab pembahasan yang dibahas adalah isi dari penulisan tugas ini, dan bab penutup yang dibahas hanya kesimpulan atas semua informasi yang ada.
Selain itu untuk melengkapi penulisan ini saya juga menambahkan abstrak dan landasan teori yang terkait dalam penulisan ini.






B A B  II
PEMBAHASAN

2.1       Pengaruh pasar domestik sebagai penompang produk nasional
Indonesia harus menghadapi pergolakan ekonomi global pada tahun 2013 ini dengan optimis. Sebab, dalam hal perekonomian, pemerintah Indonesia tidak hanya berorientasi pada ekspor. Kebijakan ini sangat tepat karena fakta menunjukkan bila perdagangan dalam negeri memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional di saat sejumlah negara maju justru terkena dampak krisis ekonomi global yang melanda Eropa dan Amerika.
Di tengah menurunnya kinerja pasar ekspor, perdagangan antar daerah dan antar pulau bisa menjadi alternative yang sangat menjanjikan. Hal ini didukung oleh sangat beragamnya potensi sumber daya alam dan juga sumber daya manusia yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, suku, budaya.
Yang menarik, masing-masing pulau dan daerah memiliki potensi yang berbeda-beda dan saling mengisi satu sama lain. Fakta keragaman potensi antar daerah ini merupakan modal besar untuk menggerakkan roda perdagangan dalam negeri pada umumnya dan keuntungan ekonomi yang besar bagi tiap-tiap daerah.
Contoh yang paling mudah dilihat adalah potensi Pulau Jawa sebagai sentra pemasaran berbagai produk dan komoditas dari Luar Pulau Jawa, semisal Sulawesi, Kalimantan, Papua dan Sumatera. Pasalnya, pulau ini paling padat penduduknya dan sangat sempit lahannya untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Langkah yang diambil oleh Kemendag untuk memperkuat pasar domestik ini juga sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Periode 2010-2014. Dijelaskan bahwa Pembangunan Perdagangan dalam lima tahun ke depan akan berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014 serta bertumpu pada keseimbangan antara pembangunan perdagangan dalam negeri dan pembangunan perdagangan luar negeri. Artinya, peningkatan pertumbuhan ekspor nonmigas dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan penguatan perdagangan dalam negeri untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang domestik serta menciptakan iklim usaha yang sehat. Terkait dengan ini, maka arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri adalah: “Peningkatan penataan sistem distribusi nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha, dan daya saing produk domestik” .
Adapun strategi yang telah ditetapkan dalam periode 2010-2014 adalah:
1.      Meningkatkan integrasi perdagangan antar dan intra wilayah melalui pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat terjaga.
2.      Meningkatkan iklim usaha perdagangan, melalui persaingan usaha yang sehat dan pengamanan perdagangan, untuk mendorong pengembangan usaha kecil menengah, peningkatan usaha ritel tradisional dan modern, bisnis waralaba, termasuk pengembangan pola kerja sama yang saling menguntungkan antarpelaku usaha.
3.      Mendorong terciptanya pengelolaan resiko harga, transparansi harga, pemanfaatan alternatif pembiayaan, dan efisiensi distribusi melalui peningkatan efektivitas perdagangan berjangka, sistem resi gudang, dan pasar lelang.
4.      Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan memaksimalkan potensi pasar domestik melalui pemanfaatan daya kreasi bangsa.
5.      Memperkuat kelembagaan perdagangan dalam negeri yang mendorong terwujudnya persaingan usaha yang sehat, efektivitas perlindungan konsumen serta menciptakan perdagangan berjangka, sistem resi gudang, dan pasar lelang yang efisien.

Potensi Pasar Domestik
Belum lama ini McKinsey Global Institute dalam laporan risetnya berani memproyeksikan Indonesia sebagai negara berperekonomian terbesar ketujuh dunia pada tahun 2030 nanti, yakni dengan 135 juta konsumen potensial dengan pasar bernilai USD 1,8 triliun. Angka-angka itu menunjukkan betapa besarnya potensi pasar domestik yang bisa dioptimalkan, baik oleh para investor maupun para pelaku usaha dalam negeri. Dengan kata lain, fakta ini merupakan tantangan bagi para pelaku industri manufaktur dalam negeri untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan global dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa konsumen pasar domestik.
Adapun kunci utama untuk berdiri kokoh dalam persaingan tersebut adalah kemampuan berinovasi, baik dari segi produksi maupun dari sisi pemasarannya. Hal ini penting karena kelas menengah Indonesia yang sedang tumbuh pesat saat ini merupakan konsumen-konsumen cerdas yang dinamis, berselera tinggi dan memiliki daya beli yang cukup kuat.
Bahkan, mayoritas mereka ini diprediksi para pakar ekonomi tidak akan mempersoalkan harga, tapi lebih mementingkan desain, kualitas, dan keragamaan produk. Karena itu, dalam peta persaingan perdagangan domestik ke depan para pelaku usaha nasional dituntut untuk mampu menjawab kebutuhan konsumen yang menghendaki produk-produk yang berkualitas, inovatif, variatif dan harga yang bersaing.

Sektor Logistik Penentu Daya Saing
Dalam dunia perdagangan, semua aktivitas di sektor logistik meme­gang peranan yang sangat penting dalam menentukan daya saing se­buah produk atau komoditas. Artinya, produk atau komoditas yang unggul sekalipun tidak akan mampu bersaing di tengah-tengah per­saingan pasar yang ada. Sebab, besarnya biaya logistik akan sa­ngat ber­pengaruh kepada kekompetitifan harga dari produk atau komoditas.
Semua itu adalah tantangan besar yang harus bersama-sama diselesaikan untuk mendukung kinerja perdagangan dalam negeri dan juga perdagangan luar negeri secara umum. Karena, efektivitas waktu dan efisiensi biaya logistik harus menjadi muara dari semua aktivitas logistik tersebut.
Paling tidak, ada dua faktor penyebab rendahnya daya saing beberapa produk dan komoditas Indonesia. Pertama, adalah tingginya biaya logistik itu. Yakni, akumulasi dari biaya sejumlah indicator yang terkait langsung dengan biaya logistik. Diantara unsur-unsur yang menjadi penyebab tingginya biaya logistik itu adalah; 1) Belum optimalnya pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pemantauan arus barang antar wilayah; 2) Sarana yang mahal dalam hal pengadaan alat angkut truk dan kapal laut (pajak dan suku bunga tinggi); 3) Masih ada sejumlah regulasi logistik yang tidak sinkron antara pemerintah pusat dan daerah; 4) Rendahnya kompetensi SDM logistik; 5) Masih mengandalkan sejumlah armada yang tidak layak beroperasi.
Kedua, lamanya waktu kirim juga termasuk hal yang menyebabkan kurang kuatnya daya saing komoditas Indonesia di pasar nasional, regional maupun internasional. Faktor kedua ini membutuhkan perbaikan-perbaikan dan penambahan sejumlah prasarana logistik yang ada saat ini, seperti jalan raya, pelabuhan, dan hubungan antar moda.
Perlu dijadikan pengingat, bahwa laporan World Economic Forum 2009-2012 pernah menyebutkan bila kualitas infrastruktur Indonesia masih berada pada peringkat 82 dari 134 negara yang disurvei. Dengan peringkat tersebut, kita masih kalah dengan Malaysia yang berada di peringkat 23.
Dalam kerangka itu pula, sebagaimana diamanatkan oleh Cetak Biru Sislognas, pengembangan sistem logistik nasional juga diarahkan untuk mewujudkan konektivitas antar satu lokasi dengan lokasi lainnya, atau konektifitas antara pusat-pusat produksi dengan pasar (pusat konsumsi).
Perlu saya ingatkan, bahwa salah satu tujuan penting adanya cetak biru Sislognas adalah peningkatan kemampuan dan daya saing agar berhasil dalam persaingan global. Karena itu, dalam edisi-edisi ke depan, saya berharap besar buletin Info Logistik ini bisa memberikan wawasan-wawasan segar bagi seluruh pihak yang terkait dengan pembangunan logistik Indonesia dalam rangka meningkatkan daya saing produk-produk dan berbagai komoditas nasional di persaingan global.

2.2       Pengaruh ekonomi Internasional terhadap ekonomi Nasional
Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global antar negara didunia menyebabkan hampir semua kehidupan dalam suatu negara dipengaruhi (terpengaruh) oleh ekonomi intenrasional. 
Dewasa ini bisa dikatakan tidak ada lagi negara yang AUTARKI, yaitu negara yang hidup terisolir, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan, maupun perdagangan internasional (ekspor dan impor).
Pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional suatu negara dapat dilihat dalam dua aspek yaitu aspek makro dan aspek mikro. Aspek Makro dapat ditinjau dari sisi supply and demand, serta dari sisi perhitungan pendapatan nasional. Sedangkan dari aspek mikro, dapat dilihat dari sisi pengaruh pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap kegiatan perusahaan di dalam negeri suatu negara :
·         Aspek Makro dilihat dari Sisi Supply and Demand.
·         Aspek Makro Dilihat Dari Sisi Perhitungan Pendapatan Nasional Secara teoritis

2.3       Keadaan dalam melakukan perdagangan internasional
untuk melakukan Perdagangan Internasional, suatu negara harus melakukan Spesialisasi. Namun spesialisasi yang terlalu jauh tidak dapat diterapkan dalam semua keadaan terutama dalam keadaan-keadaan berikut ini: 
a.       Ketidak stabilan pasar luar negeri. 
Misalnya perdagangan yang terspesialisasi hanya memproduksikàn karet dan kayu. Apabila harga karet dan harga kayu dunia jatuh, maka perekonomian dalam negeri otomatis akan ikut jatuh. Spesialisasi bisa meningkatkan pendapatan riil masyarakat secara maksimal, tetapi dengan risiko terjadi ketidak stabilan yang tinggi. Sebaliknya diversifikasi lebih menjamin kestabilan pendapatan tetapi dengan konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dan spesialisasi. Sekarang hampir semua negara di dunia menyadani bahwa spesialisasi yang terlalu jauh (meskipun didasarkan atas prinsip keunggulan komparatif. seperti yang ditunjukkan oleh teori ekonomi) bukanlah keadaan yangbaik. Manfaat dari diversifikasi harus pula diperhitungkan. 

b.      Keamanan Nasional. 
Bayangkan suatu negara hanya mem produksikan satu barang, misalnya karet, dan harus mengimpor seluruh kebutuhan bahan makanannya Meskipun karet adalah cabang produksi di mana negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yang paling tinggi, sehingga bisa meningkatkan CPF nya setinggi mungkin, tentuhya keadaan seperti di atas tidak sehat. Seandainya terjadi perang atau apapun yang menghambat perdagangan luar negeri, dari manakah diperoleh bahan makanan bagi penduduk negara tersebut? Jelas bahwa pola produksi seperti yang didiktekan oleh keunggulan komparatif tidak harus selalu diikuti apabila ternyata kelangsungan hidup negara itu sendiri sama sekali tidak terjamin.

c.       Dualisme. 
Sejarah perdagangan internasional negara-negara sedang berkembang terutama semasa mereka masih menjadi koloni negara-negara Eropa. ditandai oleh timbulnya sektor ekspor yang berorientasi ke pasar dunia dan yang sedikit sekali berhubungan dengan sektor tradisional dalam negeri.
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dan negreri itu, tetapi bagian dan pasar dunia. Dalam keadaan seperti spesialisasi ini dimana perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaai ini di negara-negara sedang berkembang setelah kemerdekaan mereka, memang sudah menunjukkan perubahan. ‘namun Seringkali belum merupakan perubahan itu tidak terlalu fundamental. Sektor ekspor yang’ “modern” masih nampak belum bisa menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional” 

Semenjak bergulirnya konsep pasar bebas, ada fenomoena kekhawatiran dari negara-negara berkembang bahwa produksi dalam negeri akan hancur karena perdagangan bebas. Ketakutan ini juga dirasakan oleh negara–negara Maju. 
Dalam Menghadapi fenomena itu, negara dapat mencoba melakukan penanggulangan dalam menghadapi dampak pasar bebas bagi perekonomian domestik mereka. Setidaknya ada dua cara dari dalam dan dari luar :
·         Dari dalam negeri, mereka melakukan berbagai hambatan dan prokteksi untuk beberapa produk dalam negeri.
·         Dari luar negeri, dengan cara menggandeng beberapa negara untuk membentuk blok perdagangan yang berguna, melindungi ekonomi domestik masing-masing negara.


2.4       Dampak akibat adanya persaingan produk dalam vs luar negeri
Dampak positif adanya persaingan produk dalam dan luar negeri, antara lain :
·         Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
·         Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
·         Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
·         Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Dampak negatif dari persaingan produk dalam dan luar negeri sebagai berikut :
·         Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
·         Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
·         Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
·         Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit.


2.5       Peranan sektor luar negeri bagi ekonomi indonesia
Perdagangan luar negeri merupakan salah satu dari dua kekuatan ekonomi yang melatar belakangi perekonomian Indonesia saat ini. Selain perdagangan luar negeri, pertanian / perkebunan juga merupakan kekuatan ekonomi. Masing-masing memiliki peran dalam perekonomian Indonesia.
Sektor pertanian / perkebunan memiliki peran dalam penyediaan barang-barang untuk diekspor sedangkan perdagangan luar negeri yang mengekspor barang-barang tersebut ke luar negeri. Selain itu perdagangan luar negeri juga memperkuat cadangan devisa negara. Saat ini perdagangan luar negeri Indonesia masih dikuasai oleh ekspor dari sektor pertanian dan perkebunan. Walaupun pernah mengalami kemunduran, tetapi perdagangan lluar negeri masih bisa menciptakan surplus perdagangan luar negeri dua setengah kali lebih besar dari tahun 2008.
Perdagangan luar negeri juga dapat lebih cepat bangkit dari krisis ekonomi global dibandingkan dengan pemulihan sektor industri yang ada di Indonesia. Perdagangan luar negeri sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Dan jika diperhatikan dan diurus dengan sebaik mungkin, perdagangan luar negeri bisa menjadi tulang punggung bahkan menjadi unggulan perekonomian Indonesia. Dan menurut saya, selagi perdagangan luar negeri masih sangat menguntungkan perekonomian Indonesia dan memperkuat cadangan devisa negara seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Pemerintah sebaiknya bisa mengurus dan memperbaiki lagi system atau kinerja perdagangan luar negeri yang masih perlu diperbaiki. Serta mempertahankan apa yang telah dihasilkan dari kinerja perdagangan luar negeri, agar pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia dapat lebih besar lagi.
Manfaat dari perdagangan internasional ini adalah:
1.      memperoleh barang yang tidak diproduksi di negeri sendiri
2.      Memperoleh keuntungan dari spesialisasi produksi bagi tiap-tiap negara
3.      Memperluas pasar hasil produksi dan menambah keuntungan
4.      Meningkatkan devisa
5.      Meningkatkan teknologi modern
6.      Meningkatkan hubungan persahabatan antarnegara
7.      Kebutuhan setiap negara dapat terpenuhi
Faktor-faktor yang mendorong perdagangan internasional adalah :
1.      Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki
2.      Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa di dalam negeri
3.      Keinginan untuk memperoleh keuntungan dan meningkatkan penerimaan negara
4.      Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
5.      Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
6.      Adanya perbedaan kondisi di setiap negara sehingga menyebabkan perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi
7.      Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang
8.      keinginan untuk menjalin kerjasama, hubungan politik, dan dukungan dari negara lain
9.      Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negarapun di dunia dapat memenuhi kebutuhan hidup sendiri
10.  Adanya keterbatasan produksi



Beberapa alasan mengapa suatu Negara memerlukan Negara lain dalam kehidupan ekonominya adalah :
a.      Pertama, tidak semua kebuthan masyarakatnya dapat dipenuhi oleh komoditi yang dihasilkan di dalam negeri, sehingga untuk memnuhi kebuthan tersebut, harus dilakukan impor dari Negara yang memproduksinya.
b.      Karena terbatasnya konsumen, tidak semua hasil produksi dapat dipasarkan di dalam negeri, sehingga perlu dicari pasar luar di luar negeri
c.        Sebagai sarana untuk melakukan proses alih teknologi. Dengan membeli produk asing suatu Negara dapat mempelajari bagaimana produk tersebut dibuat dan dipasarkan, sehingga dalam jangka panjang dapat melakyukan produksi untuk barang yang sama.
d.       Secara ekonomis dan matematis perdagangan antar Negara dapat mendatangkan tambahan keuntungan dan efisiensi dari dilakukannya tindakan spesialisi produksi dari Negara-negara yang memilki keuntungan mutlak dan/ atau keuntungan berbanding.



















B A B  III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Dalam tulisan ini saya sebagai penulis ingin menyimpulkan atas semua bahasan yang telah di bahas pada bab pembahasan.
Persaingan di Indonesia semakin berkembang pesat sejak adanya pasar domestik, yang dahulunya produk dalam negeri tidak dikenal semenjak adanya persaingan ini produk dalam negeri menjadi dikenal.
Namun akibat dari persaingan ini sendiri adalah banyak negara lain yang sering mengakui produk indonesia sebagai produk negaranya, ya karena memang kualitas produk indonesia tidak kalah baik dari produk negara lain.
            Dalam tulisan ini saya juga bisa menyimpulkan bahwa persaingan harga atas produk dalam vs produk luar negeri dapat meningkatkan devisa negara


3.2       Saran
·         Karena waktu dulu adanya pengakuan produk dalam negeri menjadi produk negara lain saya pikir keamanan atas produk produk indonesia harus diperketat.
·         Pemerintah harus meningkatkan mutu kualitas produk agar produk indonesia tidak kalah saing dengan produk lain.












DAFTAR PUSTAKA















Tidak ada komentar:

Posting Komentar