Kamis, 25 April 2013

DASAR PEMASARAN " pasar kaget "


Nama        : Nanda Apriliana
Kelas         : 1 EB 24 ( 25212229 )
“ Dasar pemasaran “

“ PASAR  KAGET “
Jl. Margahayu raya, 100 meter dari gereja Christ Cathederal 





PASAR KAGET yang terletak di jalan margahayu raya itu merupakan pusat perbelanjaan namun tidak setara dengan ruko-ruko perbelanjaan di kota besar. Pasar tersebut buka hanya dalam hitungan jam saja yakni pada pukul 05.00-09.00 setelah jam 09.30 sudah dapat di pastikan kondisi pasar tersebut sudah dalam melakukan pembersihan.
Pasar kaget hanya menjual berbagai macam sayur dan lauk pauk dan kue-kue pasar yang cocok pada saat sarapan. Tidak ada yang menjual pakaian, ataupun mainan yang bisa digunakan untuk semakin menarik perhatian  para pengunjung.

-          Pihak yang terlibat dalam proses pemasaran ini adalah “ IBU-IBU ” karena ibu-ibu adalah konsumen mutlak suatu pasar. Namun jika dilihat dari segi kebutuhan pasar sangat dibutuhkan untuk semua orang agar kelangsungan hidup lebih optimal.

-          “ Menentukan produk “
Karena tidak banyak produk yang dijual jadi tidak sulit untuk menentukan produk, dan produk yang harus ada dalam komponen suatu pasar itu adalah “ SAYURAN, LAUK PAUK, DAN BUAH-BUAHAN “ Karena ketiga hal itu adalah nyawa bagi berkembang pesatnya pasar kageet tersebut.



-          KESIMPULAN >>>
Demikianlah pengulasan tentang pasar kaget tersebut, dan untuk meningkatkan pasar agar lebih berkembang pesat perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
·         Penambahan lokasi parkir untuk para pelanggan
·         Penambahan lebih banyak lagi stok bahan seperti sayur, lauk pauk baik buah-buahan sekalipun.
·         Lingkungan pasar yang harus selalu terawat bersih
·         Karena di pasar kaget tidak ada penjualan terhadap sembako sepertinya penjualan sembako pada pasar bisa berpengaruh dalam proses menarik perhatian pengunjung.
·         Karena rata-rata kepasar bukan hanya untuk mencari barang pangan saja sepertinya penambahan penjualan untuk sandang bisa menjadi faktor pelengkap pasar tersebut.


Kamis, 04 April 2013

perekonomian indonesia bab 5 & 6

Kamis, 4 April 2013
#Perekonomian indonesia bab 5 & 6


“ STRUKTUR PRODUKSI, DISTRIBUSI, PENDAPATAN, DAN KEMISKINAN “
BAB 5 & 6


a.   STRUKTUR PRODUKSI
Struktur Produksi bagaikan kerangka yang apabila kita ingin menjalankan suatu system kita harus membuat daftar list yang ingin kita kerjakan sehingga proses produksi tersebut berjalan lancar dan target pun dapat tercapai.
Sedangkan arti sebenarnya dari Struktur Produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema.
Lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional merupakan cerminan dari Struktur Produksi Nasional. Jika berdasarkan lapangan usaha, struktur produksi terdiri dari sebelas lapangan usaha. Sedangkan berdasarkan hasil kegiatan produksi nasional terdiri dari tiga sector, yaitu : sector primer, sekunder, dan tersier.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan kegiatan ekonomi  struktur produksi dalam sector tersebut mengalami fluktuasi. Pendominasian terhadap sector-sektor produksi kerap terjadi dalam struktur produksi nasional yang berakibat pada perubahan perubahan struktur produksi.
Faktor terjadi perubahan disebabkan karena :
a.      Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industry.
b.      Perubahan teknologi yang semakin berkembang.
c.       Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam sector barang-barang industry.

            Struktur produksi nasional pada awal tahun pembangunan jangka panjang ditandai oleh peranan sektor primer, tersier, dan industri. Sejalan dengan semakin meningkatnya proses pembangunan ekonomi maka pada akhir Pelita V atau kedua, struktur produksi nasional telah bergeser dari dominasi sektor primer menuju sektor sekunder.

b.   PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional merupakan salah satu indicator yang paling penting dalam perkembangan Indonesia. Dengan melihat angka pendapatan nasional, kita bisa mengetahui apakah penduduk kita konsumtif atau tidak. Angka tersebut melambangkan berbagai macam pengeluaran, seluruh produksi yang ada, ataupun pendapatan yang dihasilkan dari berbagai sector ekonomi suatu Negara dalam kurun waktu tertentu.

Pendapatan Nasional sering digunakan sebagai indicator ekonomi dalam hal :
a.      Membandingkat tingkat kesejahtraan masyarakat suatu Negara dengan masyarakat Negara lain
b.      Menentukan laju tingkat pertumbuhan/perkembangan perekonomian suatu Negara, serta
c.      Mengukur keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya. Namun dalam kenyataannya terdapat pro dan kontra dengan hal ini.



Tidak semua ahli ekonomi menyetujui hal diatas, karena:
·         Selain pendapatan, ada pula factor lain yang menunjukan kesejahtraan masyarakat suatu Negara, serta
·         Kesejahtraan yang bersifat subjektif, tiap orang mempunyai pandangan yang berbeda sehingga menjadikan tolak ukur yang berbeda pula.

Beberapa tokoh ekonomi mengungkapkan masalah-masalah ekonomi :
1.       Dudley Seers, mengemukakan 3 masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam perkembangan perekonomian: tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, dan tingkat ketimpangan di berbagai bidang.
2.      JL Tamba, berpendapat bahwa yang harus diperhatikan ada 4 hal dalam membangung kemakmuran dan kesejahtraan masyarakat : kesehatan dan keamanan, pendidikan dan keahlian standar hidup, pendapatan, serta permukiman.
3.      Hendra Esmara, memilih 3 komponen yang ia anggap perlu diperhatikan dalam mengukur kesejahtraan dan kemakmuran suatu Negara : pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan.

Sedangkan konsep perhitungan yang dipergunakan adalah :
·         Konsep kewarnegaran
·          Konsep kewilayahan


·         Menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi (GDP)
Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan nasional yang nilainya dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua sector ekonomi atau pelaku ekonomi di wilayah Indonesia dalam kurun waktu tertentu.
Cara menghitungnya adalah
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
GDP menggunakan konsep kewilayahan yang artinya nilai produksi tersebut diperoleh dari seluruk kegiatan produksi dari semua pelaku ekonomi yang melaksanakan kegiatan produksinya di wilayah Indonesia saja, tidak dilihat apakah dia warga Negara Indonesia atau asing.

·         Menghitung  pendapatan pengeluaran dengan pendekatan pengeluaran GNP (Gross National Product)
GNP atau Produk Nasional Bruto ( PNB) adalah pendapatan nasional yang nilainya dijumlahkan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh semua pelaku/sector ekonomi di Indonesia, yang berwarga negara Indonesia, dalam kurun waktu tertentu.
GNP menggunakan konsep kewarganegaraan, artinya nilai pengeluaran tersebut dihitung dari pelaku ekonomi yang berkewarganegaraan Indonesia saja.
                        Cara menghitungnya adalah :
y = c + i + g + (x-m)
Dimana :
Y         = Pendapatan nasional
C          = Konsumsi rumah tangga
I           = Investasi
G         = Pengeluaran pemerintah
X         = Eksport
M         = Import

Agar pendapatan nasional GNP nilainya sama dengan GDP, maka pendapatan tersebut harus dikurangi terlebih dahulu dengan apa yang disebut “pendapatan netto luar negri dari factor produksi” . Yang dimaksud dengan pendapatan netto terhadap factor produksi adalah selisih antara penerimaan sumber daya Indonesia yang bekerja di Negara lain dengan pengeluaran Negara Indonesia untuk orang asing yang bekerja di Indonesia. Dan bila dilihat dari neraca jas Indonesia masih menunjukan nilai yang negative atau deficit. Hal ini perlu dilakukan mengingat dasar perhitungan kedua jenis pendapatan nasional tersebut diperoleh dengan pendekatan dan konsep perhitungan yang berbeda yaitu kewarganegaraan atau kewilayahan.

Dengan demikian jika dituliskan dalam bentuk formula adalah :
o   GDP = GNP – Pendapatan netto luar negri terhadap factor produksi
o   GDP = GNP – ( Penerimaan factor produksi WNI di LN – Penerimaan factor produksi WNA di Indonesia)

·         Menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan NI (National Income)
National Income (NI) adalah pendapatan nasional yang nilainya didapatkan dengan cara menjumlahkan semua hasil /pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi/sector ekonomi dalam kurun waktu tertentu.
Cara menghitungnya adalah
y = w + i + r + p
Dimana :
 Y        = Pendapatan nasional
W         = Wage
 I          = Interest
 R         = Rent
P          = Profit

Berikut merupakan konsep pendapatan nasional :

a)     Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

b)     Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

c)     Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

d)     Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

e)     Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

f)       Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.


c.   DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
Disparitas Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang terjadi, serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya. Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relative kecil dibanding negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini bukan hanya menjadi masalah internal suatu negara, namun telah menjadi permasalahan bagi dunia internasional.
Berbagai upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh dunia internasional, baik berupa bantuan maupun pinjaman pada dasarnya merupakan upaya sistematis untuk memperkecil kesenjangan pendapatan dan tingkat kemiskinan yang terjadi di negara-negara miskin dan sedang berkembang. Beberapa lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia serta lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya berperan dalam hal ini. Kesalahan pengambilan kebijakan dalam pemanfaatan bantuan dan/ atau pinjaman tersebut, justru dapat berdampak buruk bagi struktur sosial dan perekonomian negara bersangkutan.
Ukuran Kemiskinan
1.       Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan
kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.      Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
·         Tingkat kemiskinan cukup banyak.
·         Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output ( produktivitas tenaga kerja)
·         Tingkat inflasi.
·         Tinggat Infestasi.
·         Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
·         Tingkat dan jenis pendidikan
·         Etos kerja dan motivasi pekerja.
·         Strategi Dalam Mengurangi kemiskinan
·         Pembangunan Sektor Pertanian
Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena sektor Tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat di pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.
·         Pembangunan Sumber Daya manusia
Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang
cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga
pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh
pemerintah. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat Mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan

SUMBER :