PEREKONOMIAN INDONESIA “ Softskills “
TEMA
“ B E B A S “
JUDUL
“ KEMISKINAN MASIH
MENJADI SAHABAT DI IBU PERTIWI “
Nama : Nanda Apriliana
Kelas : 1 EB 24
NPM : 25212229
Tugas/Tulisan : Tugas ke – 4
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
AKUNTANSI
2012/2013
A B S T R AK
Tulisan ini dibuat untuk mengupas
berbagai aspek tentang perekonomian indonesia, khusunya tentang kemiskinan.
Indonesia bukan lagi menjadi negara yang kaya melainkan negara yang miskin dalam berbagai aspek baik pendidikan,
pendapatan negara, bahkan kesehatan, seharusnya indonesia menjadi negara yang
kaya karena berlimpahnya kekayaan alam disetiap sudut, namun karena tingkat
pendidikan dan sempitnya pengetahuan yng membuat persahaban masyarakat dengan
kemiskinan tak juga lepas.
Tulisan ini membantu para pembaca upaya
mengatasi kemiskinan, dampak dampak dari berbagai bidang yang berimbas pada
kemiskinan, serta merta pendidikan yang berpengaruh juga pada berkurangnya
tingkat kemiskinan.
LANDASAN TEORI
Kemiskinan merupakan bentuk kegagalan
pasar yang tidak mampu memberikan kesejahteraan yang sama bagi setiap warga
Negara sehingga memerlukan adanya peran serta pemerintah dalam mengatasi masalah
tersebut. Peran tersebut semata-mata dampak positif, tetapi juga muncul apa
yang disebut kegagalan pemerintah.
Dari berbagai sudut pandang tentang
pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi
tiga pengertian, yaitu:
a. Kemiskinan
Absolut.
Seseorang
dikategorikan termasuk kedalam golongan miskin absolute apabila hasil pendapatannya
berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
b. Kemiskinan
Relatif.
Seseorang
yang tergolong miskin relative sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi
masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
c. Kemiskinan
Kultural.
Kemiskinan
ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak
mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain
yang membantunya.
Keluarga miskin adalah pelaku yang
berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan
proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari
kluarga miskin yaitu :
·
Kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran keluarga,
kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan, dan kemampuan
menjangkau perlindungan dasar.
·
Kemampuan dalam melakukan
peran social akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari nafkah, peran dalam
bidang pendidikan, peran dialam bidang perlindungan, dan peran dalam bidang kemasyarakatan.
·
Kemampuan dalam menghadapi
permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk menghindar
dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.
B
A B I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Konsep pemahaman tentang kemiskinan sangat beragam,
mulai dari sekadar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dan juga ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan yang cukup dasar dalam kehidupan sehari-hari,
kurangnya kesempatan berusaha dan juga kurangnya lapangan pekerjaan, hingga pengertian
yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam
suatu masyarakat.
Kemiskinan sering menjadi topik yang
dibahas dan diperdebatkan dalam berbagai forum baik nasional maupun
internasional, walaupun kemiskinan itusendiri telah muncul ratusan tahun yang
lalu. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan
kebutuhan, kesulitan dan kekurangan dalam berbagai keadaan hidup. Perkembangan
kondisi kemiskinan di suatu negara secara ekonomis merupakan salah satu
indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh
karenanya, dengan semakin menurunnya tingkat kemiskinan yang ada maka dapat
disimpulkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Dalam mewujudkan tujuan negara,
pemerintah secara terus menerus telah melakukan program pembangunan nasional.
Dua sasaran utama yang selalu mendapat perhatian dalam program pembangunan
nasional adalah pengentasan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran.
1.2
Rumusan
masalah
1. Jelaskan
secara terperinci pengertian dari kemiskinan?
2. Mengapa
angka kemiskinan masih tinggi?
3. Jelaskan
alasan mengapa angka kemiskinan sulit untuk diturunkan?
4. Jelaskan
dampak korupsi dan pengangguran dalam semakin meningkatnya angka kemiskinan?
5. Apa
upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan yang semakin meningkat?
1.3
Tujuan
dan Manfaat penulisan
Tujuan
makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah softskills tepatnya
perekonomian indonesia.
Manfaat
dari makalah ini adalah untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta
pengetahuan baik untuk kami sebagai penulis dan para pembaca, selain itu
pembuatan makalah ini sebagai informasi untuk para pembaca lebih paham tentang
alasan-alasan mengapa kemiskinan terus meningkat, dan penjelasan bahwa dampak
korupsi dan pengangguran sangat berpengaruh atas meningkatnya jumlah
kemiskinan.
1.4
Metode
penulisan
Saya
memakai metode dengan cara melakukan browsing disejumlah situs internet yaitu
web, blog, maupun perangkat media massa yang diambil dari internet.
Selain
itu dalam pengambilan informasi terkait pada tema diatas saya juga mengambil
informasi dari majalah-majalah online untuk melengkapi data-data yang akan di
sampaikan.
1.5
Sistematika
penulisan
Dalam
penulisan tugas makalah softskills ini sistematika yang saya gunakan terbagi
atas 3 bab yaitu bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bab pendahuluan
yang dibahas adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode,
sedangkan pada bab pembahasan yang dibahas adalah isi dari penulisan tugas ini,
dan bab penutup yang dibahas hanya kesimpulan atas semua informasi yang ada.
Selain
itu untuk melengkapi penulisan ini saya juga menambahkan abstrak dan landasan
teori yang terkait dalam penulisan ini.
B
A B II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kemiskinan
Secara etimologis “kemiskinan”
berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba
kekurangan. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan sebagai
ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup
layak (BPS dan Depsos,2002). Dalam konteks politik, John Friedman
mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu ketidaksamaan kesempatan dalam
mengakumulasikan basis kekuatan sosial. Frank Ellis (dalam suharto,2005)
menyatakan bahwa kemiskinan memiliki berbagai dimensi yang menyangkut aspek
ekonomi, politik dan sosial-psikologis.
Orang disebut miskin jika dalam
kadar tertentu sumber daya ekonomi yang mereka miliki di bawah target atau
patokan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan kemiskinan sosial adalah
kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang mendukung orang untuk
mendapatkan kesempatan - kesempatan agar produktivitasnya meningkat.Dapat juga
dikatakan bahwa kemiskinan sosial adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya
faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk
memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang tersedia.
Kemiskinan merupakan masalah
kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya.Dalam Panduan Keluarga
Sejahtera (1996: 10) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya.
2.2 Penyebab
Kemiskinan
Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107)
sebagai berikut :
·
Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan
pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang,
penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan
kualitasnya rendah.
·
kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya
manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas
juga rendah, upahnyapun rendah
·
kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.
·
Kemiskinan juga muncul karena adanya perbedaan kualitas
sumber daya manusia, karena jika kualitas manusianya rendah pasti akan
mempengaruhi yang lain, seperti pendapatan. Tapi itu hanyalah masalah klasik.
Sekarang penyebab kemiskinan adalah karena tidak mempunyai uang yang banyak.
2.3 Alasan
angka kemiskinan masih tinggi
Angka
kemiskinan Indonesia masih dianggap tinggi sehingga perlu ada upaya untuk
menurunkan angka kemiskinan tersebut."Persentase angka kemiskinan kita memang
cenderung menurun berkat kerja keras kita bersama. Tapi dengan jumlah 20-30
juta orang yang masih tergolong miskin, angka tersebut menurut saya masih
tinggi," kata Presiden saat membuka Rapat Koordinasi BUMN di Hotel Sahid
The Rich Jogja di Yogyakarta, Rabu (10/10/2012).
Menurut
Presiden, upaya untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut menjadi prioritas
program pembangunan nasional. Namun, upaya tersebut bukan hanya urusan
pemerintah pusat, melainkan juga menjadi urusan pemerintah daerah, BUMN, hingga
swasta untuk mengurangi angka kemiskinan tersebut. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi.
Presiden
menuturkan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap sudah cukup tinggi,
khususnya di antara negara sekawasan dan beberapa negara maju di
dunia."Nantinya, segala program yang dilakukan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, hingga BUMN, dan swasta itu diarahkan untuk mengurangi
kemiskinan sehingga kesejahteraan rakyat akan meningkat," kata Presiden.Dengan
adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan akan tersedia. Di sini,
perlu peran penting dari segala sisi institusi untuk bisa menurunkan angka
kemiskinan tersebut.
Presiden
menambahkan, saat ini pemerintah terus menggelontorkan proyek-proyek untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Harapannya, Indonesia juga bisa menjadi tuan
rumah di negeri sendiri khususnya dalam bidang investasi. "Sehingga saya
dorong BUMN untuk bisa maju di garda depan, khususnya menangkap peluang-peluang
investasi untuk bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
2.4 Alasan angka kemiskinan
sulit diturunkan
Tingginya
inflasi berdampak pada angka kemiskinan yang tidak bisa turun secara
signifikan."Walaupun tingkat pertumbuhan relatif tinggi, tetapi inflasi
yang dirasakan oleh masyarakat miskin juga tinggi sehingga angka kemiskinan
tidak dapat turun dengan signifikan,"
Tingkat
kemiskinan nasional mencapai 13,33 persen pada tahun 2010. Dan, persentase itu
turun menjadi 12,49 persen pada Maret 2011. Sampai dengan September 2011,
tingkat kemiskinan pun turun kembali menjadi 12,36 persen. Armida pun
menyebutkan, angka kemiskinan pada Maret lalu menurun menjadi 11,69 persen atau
sekitar 29,13 juta jiwa, akan ada perkembangan data terbaru pada September.
Dengan harapan pada 2012 bisa memasuki rentang 10,5persen-11,5 persen.
Penurunan
angka kemiskinan tersebut terjadi dengan tingkat pertumbuhan di atas 6 persen
selama tahun 2010 hingga pertengahan 2012.Sekalipun demikian, Armida
mengingatkan, inflasi yang dirasakan masyarakat miskin masih tinggi. Hal ini
bisa dilihat dari poverty basket inflation sebesar 10,9 persen pada
2011, dan 6,52 persen, yang merupakan angka sementara, pada 2012.
Penurunan
angka kemiskinan tidak bisa signifikan.Persentase hanya berkurang tipis.
"Bahkan pada 2005, walaupun terjadi pertumbuhan, tapi poverty basket
inflation tercatat sampai 12,87 persen karena ada kenaikan harga BBM,
berdampak pada kenaikan angka kemiskinan, dari 15,97 persen menjadi 17,75
persen pada 2006.
Ke
depan, Pemerintah berharap angka kemiskinan terus turun. Tahun 2013, Pemerintah
pun menargetkan kemiskinan menurun menjadi 9,5-10 persen. "Disparitas
tingkat kemiskinan per wilayah juga diharapkan berkurang, Salah satu
strateginya yakni rekonsolidasi Rencana Induk Percepatan dan Perluasan
Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI) melalui pelaksanaan Rencana Aksi
Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan 2012-2014. "Kita mengarahkan
program kepada peningkatan penghidupan (livelihood) untuk keluar dari
garis kemiskinan,".
2.5 Dampak korupsi terhadap
meningkatnya jumlah kemiskinan
Korupsi, tentu saja berdampak sangat luas, terutama bagi
kehidupan masyarakat miskin di desa dan kota. Awal mulanya, korupsi menyebabkan
Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional kurang jumlahnya. Untuk mencukupkan
anggaran pembangunan, pemerintah pusat menaikkan pendapatan negara, salah
satunya contoh dengan menaikkan harga BBM. Pemerintah sama sekali tidak
mempertimbangkan akibat dari adanya kenaikan BBM tersebut harga-harga kebutuhan pokok seperti beras
semakin tinggi biaya pendidikan semakin mahal, dan pengangguran bertambah.
Tanpa disadari, masyarakat miskin telah menyetor 2 kali kepada para koruptor.
Pertama, masyarakat miskin membayar kewajibannya kepada negara lewat pajak dan
retribusi, misalnya pajak tanah dan retribusi puskesmas. Namun oleh negara hak
mereka tidak diperhatikan, karena “duitnya rakyat miskin” tersebut telah
dikuras untuk kepentingan pejabat. Kedua, upaya menaikkan pendapatan negara
melalui kenaikan BBM, masyarakat miskin kembali “menyetor” negara untuk
kepentingan para koruptor, meskipun dengan dalih untuk subsidi rakyat miskin. Padahal
seharusnya negara meminta kepada koruptor untuk mengembalikan uang rakyat yang
mereka korupsi, bukan sebaliknya, malah menambah beban rakyat miskin.
Ada beberapa dampak buruk yang akan
diterima oleh kaum miskin akibat korupsi, diantaranya. Pertama, Membuat mereka (kaum miskin) cenderung menerima pelayanan
sosial lebih sedikit. Instansi akan lebih mudah ketika melayani para pejabat
dan konglemerat dengan harapan akan memiliki gengsi sendiri dan imbalam materi
tentunya, peristiwa seperti ini masih sering kita temui ditengah–tengah
masyarakat. Kedua,
Investasi dalam prasarana cenderung mengabaikan proyek–proyek yang menolong
kaum miskin, yang sering terjadi biasanya para penguasa akan membangun
prasarana yang mercusuar namun minim manfaatnya untuk masyarakat, atau kalau
toh ada biasanya momen menjelang kampanye dengan niat mendapatkan simpatik dan
dukungan dari masyarakat. Ketiga, orang yang miskin dapat terkena pajak yang regresif, hal
ini dikarenakan mereka tidak memiliki wawasan dan pengetahuan tentang soal
pajak sehingga gampang dikelabuhi oleh oknum.Keempat, kaum miskin akan menghadapi
kesulitan dalam menjual hasil pertanian karena terhambat dengan tingginya biaya
baik yang legal maupun yang tidak legal, sudah menjadi rahasia umum ketika
seseorang harus berurusan dengan instansi pemerintah maka dia menyediakan uang, hal ini dilakukan agar proses
dokumentasi tidak menjadi berbelit–belit bahkan ada sebuah pepatah “kalau bias
dipersulit kenapa dipermudah”, sebagai contoh dalam studi LPEM tahun 1994
disana ditemukan bahwa walaupun pemerintah sudah menghapus semua biaya untuk
memperoleh izin penanaman modal, para investor masih tetap harus membayar
“upeti kepada orang tertentu, ini artinya budaya demikian sudah kian mengakar,
inilah yang kemudian sebagian orang saking putus asanya mengatakan bahwa
korupsi di negeri ini sudah jadi budaya jadi sulit untuk diberantas.
Selain berdampak pada kemiskinan, tidak
menutup kemungkinan juga berdampak pada pengangguran di mana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari
pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.Terbatasnya lapangan kerja
mengakibatkan terjadinya pengangguran.Penganguran timbul karena adanya
ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan lapangan kerja.Bagi negara yang
sedang mengalami transisi dari negara agraris menuju industrialisasi, seperti
Indonesia, pengangguran banyak dijumpai. Keahlian penduduknya dibidang agraris,
sementar lapangn kerja yang ada, menuntut yang lain. Bangkrutnya
perusahaan-perusahaan pada saat krisis ekonomi turut memperparah angka
pengangguran di Indonesia.
·
Dampak pengangguran terhadap
meningkatnya angka kemiskinan
Banyak dampak-dampak yang terjadi
akibat penangguran diantaranya adalah meningkatnya kemiskinan di suatu
negara.Kemiskinan tadi menjadi dampak terbesar dari tingginya tingkat
penggangguran, semakin banyak pengangguran maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinan
di suatu negara. Hal itulah yang terjadi di Indonesia dewasa ini pengangguran
yang semakin tinggi membuat pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang,
pastilah pengeluaran akan semakin tinggi sedangkan pendapatan rendah bahkan
mungkin tidak ada pendapatan. Hal itu juga membuat sebagian dari mereka yang
penggangguran mengambil jalan pintas sebagai sarana menyambung hidup. Tetapi
lagi-lagi permasalahan terjadi jalan pintas yang mereka pakai adalah jalan
pintas yang negative, mereka melanggar tat tertib dan hokum yang berlaku.
Diantaranya mereka melakukan tindak criminal sebagai contoh: mencuri, merampok,
mejambret bahkan kini banya tindakan lain yang terkesan baik yaitu melakukan
penipuan dengan berbagai kedok seperti investasi dan sebagainya. Mereka yang
melakukan itu pun jika tertangkap akan terjerat dalam undang-undang yang
mengakibatkan mereka bermasalah dalam hukum atau mempunyai catatan kriminal.
Alhasil mereka justru semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Tingginya tingkat kemiskinan yang tinggi
menjadikan Indonesia menjadi negara yang berkembang dan berpendapatan di bawah
rata-rata berikut data-data tentang tingkat kemiskinan di Indonesia
2.6
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah
kemiskinan
Untuk
mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar.Namun dalam
kenyataannya, program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh
pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan ini.Pemerintah perlu membuat
ketegasan dan kebijakan yang lebih membumi dalam rangka menyelesaikan masalah
kemiskinan. Bebrapa langkah yang bisa dilakukan di antaranya adalah :
a. Bantuan kemiskinan, atau membantu
secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari
masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
b. Menciptakan lapangan kerja yang
mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena
pengangguran adalah salah satu penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia.
c. Memberikan subsidi pada kebutuhan
pokok manusia, sehingga setiap masyarakat bisa menikmati makanan yang
berkualitas .hal ini berdampak pada meningkatnya angka kesehatan
masyarakat.
d. Menghapuskan korupsi. Sebab, korupsi
adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaiman
mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa
menikmati hak mereka sebagai warga negar sebagaimana mestinya
e. Menggalakan program zakat. Di
indonesia, islam adalah agama mayoritas. Dan dalam Islam ajaran zakat
diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di
antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di
Indonesia, di tengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan jika
dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan
masyarakat.
f. Bantuan terhadap keadaan individu.
Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin
berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian
kerja, dan lain-lain.
g. Persiapan bagi yang lemah. Daripada
memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera
menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih
mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau
keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
h. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Adalah
Kredit untuk pembiayaan usaha produktif segment mikro, kecil, menengah, dan
koperasi yang layak / feasible namun belum bankable untuk modal kerja dan/atau
kredit investasi melalui pola pembiayaan secara langsung maupun tidak langsung
(linkage) yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Kredit. Dengan program ini
diharapkan rakyat miskin dapat lebih mandiri dan menjalankan usaha bagi
kesejahteraan hidup.
i.
Program Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)
adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan
biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi
dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.Secara umum program
BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan
dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Diharapkan rakyat miskin dapat
memanfaatkan sarana ini guna mencapai pendidikan wajib 9 tahun.
j.
PNPM Mandiri PerdesaanProgram Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau
Rural PNPM)— merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat
yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan
dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan
mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan
(PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998.
Beberapa program yang tengah digalakkan oleh pemerintah
dalam menanggulangi kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan
pada tahun 2008 pada pengentasan kemiskinan. Fokus program tersebut meliputi 5
hal antara lain pertama menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok; kedua
mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin; ketiga menyempurnakan
dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat; keempat
meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar; dan kelima
membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
Dari 5 fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang digalakkan pemerintah terkait 5 program tersebut antara lain:
Dari 5 fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang digalakkan pemerintah terkait 5 program tersebut antara lain:
a.
Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus
program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin
untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain
beras.
b.
Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin.
Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya
kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga
miskin.
c.
Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan
berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan
optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta
memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk
miskin.
d.
Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.
Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi
kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar.
e.
Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi
masyarakat miskin. Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari
kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi.
2.7 Statistika penduduk miskin di Indonesia
Penduduk
Miskin Indonesia Sebanyak 32,53 Juta Jiwa, Badan Pusat Statistik (BPS)
mengumumkan, hasil survei pada Maret 2009, jumlah orang miskin di Indonesia
sebanyak 32,53 juta jiwa atau 14,15 persen dari total jumlah penduduk
Indonesia. "Hasil ini menunjukan penduduk miskin berkurang 2,43 juta jiwa
dibandingkan dengan (hasil survei) Maret 2008 yang mencapai 34,96 juta jiwa
atau 15,42 persen (dari total populasi)," kata Deputi Statistik Sosial
BPS, Arizal Manaf, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, penduduk miskin didominasi penduduk pedesaan yaitu 20,62 juta jiwa atau 17,35 persen dari total penduduk di desa.
Ia menambahkan, penduduk miskin didominasi penduduk pedesaan yaitu 20,62 juta jiwa atau 17,35 persen dari total penduduk di desa.
Sedangkan
penduduk miskin di perkotaan sebesar 11,91 juta jiwa atau 10,72 persen dari
total penduduk kota. Jumlah orang miskin di perkotaan, bila dibandingkan survei
Maret 2008, mengalami penurunan sebesar 850 ribu jiwa. Sedangkan di pedesaan
bila dibandingkan Maret 2008, penduduk miskin berkurang 1,5 juta jiwa.
Ia
mengatakan, penurunan jumlah kemiskinan tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Pertama, naiknya upah riil buruh tani dan bangunan. Upah buruh riil
petani di pedesaan rata-rata naik sebesar 13,22 persen. Sedangkan upah buruh
bangunan di perkotaan rata-rata naik 10,61 persen. Kedua, nilai tukar petani
pangan selama periode April 2008-Maret 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,88
persen. Sedangkan untuk nilai tukar petani di sektor perikanan (nelayan) naik
5,27 persen. Ketiga, menurut dia, penurunan itu juga didukung oleh kebijakan
pemerintah seperti bantuan langsung tunai (BLT), biaya operasional sekolah
(BOS) dan juga Kebijakan Beras untuk masyarkat miskin (raskin). Apakah
kebijakan tersebut bila dilakukan pada bulan Maret saja sesuai dengan survei
yang dilakukan yaitu pada bulan Maret akan mempengaruhi, Arizal menjawab,
survei dilakukan pada bulan Maret, dan hal itu mengukur kemiskinan di bulan
Maret 2009, namun hal itu juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi sebelumnya.
Selain peningkatan pendapatan, penurunan kemiskinan tersebut juga didukung oleh
kondisi inflasi yang stabil sebesar 7,92 persen pada periode Maret 2008-Maret
2009. Dan peningkatan harga beras rata-rata pada Maret 2008-Maret 2009 yang
lebih rendah dibandingkan laju inflasi.Sementara itu, dalam survei kali ini,
jumlah orang miskin tersebut diperoleh berdasarkan garis kemiskinan atau jumlah
pengeluaran sebesar Rp200.262 perorang per bulan."Artinya orang dinilai
miskin bila memiliki pendapatan setiap orangnya rata-rata sebesar Rp200.262,
perorang, bukan per keluarga. seseorang yang bekerja dengan penghasilan Rp500
ribu yang memiliki satu orang istri tanpa anak, yang berarti dia cuma berdua
dengan istrinya maka pendpatan perkapitanya Rp250.000 per orang perbulan.
Berarti hal ini tidak termasuk dalam penduduk miskin yang berpendapatan
perorang sebesar Rp200.262.
B
A B III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan
adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak.
Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan
masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang
romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan
digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil
yang seminimal mungkin.
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha
yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif.
Di dalam menghadapi zaman globalisasi kedepan mau tidak mau dengan meningkatkan
kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya
adalah standar global.
3.2 Saran
o Adanya
sarana pembinaan untuk masyarakat yang pendidikannya tidak tinggi agar
mempunyai suatu keahlian yang pada akhirnya bisa membuka lapangan kerja sendiri
bahkn untuk orang lain juga.
o Akses
pendidikan harus dipermudah agar pengetahuan geenerasi muda lebih terorganisir.
o Bagi
masyarakat sendiri harus dihindari rasa malas untuk bekerja karena Allah tidak
akan mengubah nasib orang yang tidak mau berusaha.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar