PEREKONOMIAN
INDONESIA “ Softskills “
TEMA
“
PERSAINGAN HARGA PRODUK DALAM NEGERI VS LUAR NEGERI DILIHAT DARI TINGGINYA
BIAYA PRODUKSI “
JUDUL
“ PASAR DOMESTIK
BERPENGARUH PADA PERSAINGAN PRODUK DALAM VS LUAR NEGERI “
Nama : Nanda Apriliana
Kelas : 1 EB 24
NPM : 25212229
Tugas/Tulisan : Tugas
ke – 2
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
AKUNTANSI
2012/2013
A
B S T R A K
Tulisan ini dibuat untuk mengupas
berbagai aspek tentang perekonomian indonesia, khususnya tentang pasar domestik
yang berpengaruh pada persaingan harga produk luar negeri vs dalam negeri.
Indonesia adalah salah satu negara yang mampu bersaing dengan negara lain,
karena dari persaingan tersebut banyak dampak positifnya contohnya memajukan
devisa negara dan membawa nama baik indonesia itu sendiri.
Tulisan ini membantu para pembaca untuk
mengetahui dampak apa saja yang terjadi akibat persaingan. Pokok bahasan dalam
tulisan ini mengupas tentang pasar domestik yang ternyata berpengaruh atas persaingan harga produk
dalam ataupun luar negeri, serta peranan sektor luar nengeri yang membantu
menambahkan devisa negara. Untuk lebih jelasnya lagi saya telah
menginformasikan semua pada tulisan ini.
LANDASAN
TEORI
Pasar
domestik
Indonesia
harus menghadapi pergolakan ekonomi global pada tahun 2013 ini dengan optimis.
Sebab, dalam hal perekonomian, pemerintah Indonesia tidak hanya berorientasi
pada ekspor. Kebijakan ini sangat tepat karena fakta menunjukkan bila
perdagangan dalam negeri memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas
pertumbuhan ekonomi nasional di saat sejumlah negara maju justru terkena dampak
krisis ekonomi global yang melanda Eropa dan Amerika.
Dampak-dampak atas persaingan produl dalam vs produk
luar
Dampak positif :
·
Semakin mudah mengakses modal investasi dari
luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian
pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi
kelangkaan modal di Indonesia.
·
Semakin mudah memperoleh barang-barang yang
dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
Dampak
negatif :
·
Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor
Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah
dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
·
Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia
sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik
Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
B
A B I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Berdasarkan
pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi
sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi
dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain.
Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi,
pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. Ekonomi internasional
mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya menyangkut masalah
jual beli secara internasional yang saling disebut dengan ekspor-impor.
Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil
produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu topik dalam
analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan lain
yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah ini
merupakan topik makro.
Dapat
ditarik kesimpulan dari uraian diatas adalah pada prinsifnya ada dua faktor
yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Jelaskan
Pengaruh pasar domestik terhadap penompang produk nasional?
2. Jelaskan
pengaruh ekonomi Internasional terhadap ekonomi Nasional?
3. Bagaimana
keadaan dalam melakukan perdagangan internasional?
4. Dampak
akibat adanya persaingan antara produk dalam negeri vs produk luar negeri?
5. Peranan
sektor luar negeri terhadap ekonomi di Indonesia?
1.3
Tujuan dan
Manfaat penulisan
Tujuan
makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah softskills tepatnya
perekonomian indonesia.
Manfaat
dari makalah ini adalah untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta
pengetahuan baik untuk kami sebagai penulis dan para pembaca, selain itu
pembuatan makalah ini sebagai informasi untuk para pembaca lebih paham tentang
pengaruh ekonomi internasional pada ekonomi nasional, serta dampak positif dan
negatif dari persaingan produk dalam vs produk luar negeri, dan bagaimana
peranan pemerintah dalam hal tersebut.
1.4
Metode
Penulisan
Saya
memakai metode dengan cara melakukan browsing disejumlah situs internet yaitu
web, blog, maupun perangkat media massa yang diambil dari internet.
Selain
itu dalam pengambilan informasi terkait pada tema diatas saya juga mengambil
informasi dari majalah-majalah online untuk melengkapi data-data yang akan di
sampaikan.
1.5
Sistematika
Penulisan
Dalam
penulisan tugas makalah softskills ini sistematika yang saya gunakan terbagi
atas 3 bab yaitu bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bab pendahuluan
yang dibahas adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode,
sedangkan pada bab pembahasan yang dibahas adalah isi dari penulisan tugas ini,
dan bab penutup yang dibahas hanya kesimpulan atas semua informasi yang ada.
Selain
itu untuk melengkapi penulisan ini saya juga menambahkan abstrak dan landasan
teori yang terkait dalam penulisan ini.
B
A B II
PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh pasar domestik sebagai penompang
produk nasional
Indonesia harus menghadapi pergolakan ekonomi
global pada tahun 2013 ini dengan optimis. Sebab, dalam hal perekonomian,
pemerintah Indonesia tidak hanya berorientasi pada ekspor. Kebijakan ini sangat
tepat karena fakta menunjukkan bila perdagangan dalam negeri memiliki peran
penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional di saat sejumlah
negara maju justru terkena dampak krisis ekonomi global yang melanda Eropa dan
Amerika.
Di tengah menurunnya kinerja pasar ekspor, perdagangan antar daerah dan
antar pulau bisa menjadi alternative yang sangat menjanjikan. Hal ini didukung
oleh sangat beragamnya potensi sumber daya alam dan juga sumber daya manusia
yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari ribuan
pulau, suku, budaya.
Yang menarik, masing-masing pulau dan daerah memiliki potensi yang berbeda-beda
dan saling mengisi satu sama lain. Fakta keragaman potensi antar daerah ini
merupakan modal besar untuk menggerakkan roda perdagangan dalam negeri pada
umumnya dan keuntungan ekonomi yang besar bagi tiap-tiap daerah.
Contoh yang paling mudah dilihat adalah potensi Pulau Jawa sebagai sentra
pemasaran berbagai produk dan komoditas dari Luar Pulau Jawa, semisal Sulawesi,
Kalimantan, Papua dan Sumatera. Pasalnya, pulau ini paling padat penduduknya
dan sangat sempit lahannya untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Langkah yang diambil oleh Kemendag untuk memperkuat pasar domestik ini juga
sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Periode 2010-2014.
Dijelaskan bahwa Pembangunan Perdagangan dalam lima tahun ke depan akan
berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
yang dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014
serta bertumpu pada keseimbangan antara pembangunan perdagangan dalam negeri
dan pembangunan perdagangan luar negeri. Artinya, peningkatan pertumbuhan
ekspor nonmigas dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi harus diiringi
dengan penguatan perdagangan dalam negeri untuk menjaga kestabilan harga dan
ketersediaan barang domestik serta menciptakan iklim usaha yang sehat. Terkait
dengan ini, maka arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri adalah:
“Peningkatan penataan sistem distribusi nasional yang menjamin kelancaran arus
barang dan jasa, kepastian usaha, dan daya saing produk domestik” .
Adapun strategi yang telah
ditetapkan dalam periode 2010-2014 adalah:
1.
Meningkatkan integrasi perdagangan antar dan intra
wilayah melalui pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong
kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat
terjaga.
2.
Meningkatkan iklim usaha perdagangan, melalui
persaingan usaha yang sehat dan pengamanan perdagangan, untuk mendorong
pengembangan usaha kecil menengah, peningkatan usaha ritel tradisional dan
modern, bisnis waralaba, termasuk pengembangan pola kerja sama yang saling
menguntungkan antarpelaku usaha.
3.
Mendorong terciptanya pengelolaan resiko harga,
transparansi harga, pemanfaatan alternatif pembiayaan, dan efisiensi distribusi
melalui peningkatan efektivitas perdagangan berjangka, sistem resi gudang, dan
pasar lelang.
4.
Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan
memaksimalkan potensi pasar domestik melalui pemanfaatan daya kreasi bangsa.
5.
Memperkuat kelembagaan perdagangan dalam negeri yang
mendorong terwujudnya persaingan usaha yang sehat, efektivitas perlindungan
konsumen serta menciptakan perdagangan berjangka, sistem resi gudang, dan pasar
lelang yang efisien.
Potensi Pasar Domestik
Belum lama ini McKinsey Global Institute dalam laporan risetnya berani
memproyeksikan Indonesia sebagai negara berperekonomian terbesar ketujuh dunia
pada tahun 2030 nanti, yakni dengan 135 juta konsumen potensial dengan pasar
bernilai USD 1,8 triliun. Angka-angka itu menunjukkan betapa besarnya potensi
pasar domestik yang bisa dioptimalkan, baik oleh para investor maupun para
pelaku usaha dalam negeri. Dengan kata lain, fakta ini merupakan tantangan bagi
para pelaku industri manufaktur dalam negeri untuk bersaing dengan
perusahaan-perusahaan global dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa konsumen
pasar domestik.
Adapun kunci utama untuk berdiri kokoh dalam persaingan tersebut adalah
kemampuan berinovasi, baik dari segi produksi maupun dari sisi pemasarannya.
Hal ini penting karena kelas menengah Indonesia yang sedang tumbuh pesat saat
ini merupakan konsumen-konsumen cerdas yang dinamis, berselera tinggi dan
memiliki daya beli yang cukup kuat.
Bahkan, mayoritas mereka ini diprediksi para pakar ekonomi tidak akan
mempersoalkan harga, tapi lebih mementingkan desain, kualitas, dan keragamaan
produk. Karena itu, dalam peta persaingan perdagangan domestik ke depan para
pelaku usaha nasional dituntut untuk mampu menjawab kebutuhan konsumen yang
menghendaki produk-produk yang berkualitas, inovatif, variatif dan harga yang
bersaing.
Sektor Logistik Penentu Daya Saing
Dalam dunia perdagangan, semua aktivitas di sektor logistik memegang
peranan yang sangat penting dalam menentukan daya saing sebuah produk atau
komoditas. Artinya, produk atau komoditas yang unggul sekalipun tidak akan
mampu bersaing di tengah-tengah persaingan pasar yang ada. Sebab, besarnya
biaya logistik akan sangat berpengaruh kepada kekompetitifan harga dari
produk atau komoditas.
Semua itu adalah tantangan besar yang harus bersama-sama diselesaikan untuk
mendukung kinerja perdagangan dalam negeri dan juga perdagangan luar negeri
secara umum. Karena, efektivitas waktu dan efisiensi biaya logistik harus
menjadi muara dari semua aktivitas logistik tersebut.
Paling tidak, ada dua faktor penyebab rendahnya daya saing beberapa produk
dan komoditas Indonesia. Pertama, adalah tingginya biaya logistik itu. Yakni,
akumulasi dari biaya sejumlah indicator yang terkait langsung dengan biaya
logistik. Diantara unsur-unsur yang menjadi penyebab tingginya biaya logistik
itu adalah; 1) Belum optimalnya pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mendukung proses pemantauan arus barang antar wilayah; 2)
Sarana yang mahal dalam hal pengadaan alat angkut truk dan kapal laut (pajak
dan suku bunga tinggi); 3) Masih ada sejumlah regulasi logistik yang tidak
sinkron antara pemerintah pusat dan daerah; 4) Rendahnya kompetensi SDM
logistik; 5) Masih mengandalkan sejumlah armada yang tidak layak beroperasi.
Kedua, lamanya waktu kirim juga termasuk hal yang menyebabkan kurang
kuatnya daya saing komoditas Indonesia di pasar nasional, regional maupun
internasional. Faktor kedua ini membutuhkan perbaikan-perbaikan dan penambahan
sejumlah prasarana logistik yang ada saat ini, seperti jalan raya, pelabuhan,
dan hubungan antar moda.
Perlu dijadikan pengingat, bahwa laporan World Economic Forum 2009-2012
pernah menyebutkan bila kualitas infrastruktur Indonesia masih berada pada
peringkat 82 dari 134 negara yang disurvei. Dengan peringkat tersebut, kita
masih kalah dengan Malaysia yang berada di peringkat 23.
Dalam kerangka itu pula, sebagaimana diamanatkan oleh Cetak Biru Sislognas,
pengembangan sistem logistik nasional juga diarahkan untuk mewujudkan
konektivitas antar satu lokasi dengan lokasi lainnya, atau konektifitas antara
pusat-pusat produksi dengan pasar (pusat konsumsi).
Perlu saya
ingatkan, bahwa salah satu tujuan penting adanya cetak biru Sislognas adalah
peningkatan kemampuan dan daya saing agar berhasil dalam persaingan global.
Karena itu, dalam edisi-edisi ke depan, saya berharap besar buletin Info
Logistik ini bisa memberikan wawasan-wawasan segar bagi seluruh pihak yang
terkait dengan pembangunan logistik Indonesia dalam rangka meningkatkan daya
saing produk-produk dan berbagai komoditas nasional di persaingan global.
2.2 Pengaruh ekonomi Internasional terhadap
ekonomi Nasional
Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global antar negara
didunia menyebabkan hampir semua kehidupan dalam suatu negara dipengaruhi
(terpengaruh) oleh ekonomi intenrasional.
Dewasa ini bisa dikatakan tidak ada lagi negara yang AUTARKI, yaitu negara
yang hidup terisolir, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan, maupun
perdagangan internasional (ekspor dan impor).
Pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional suatu negara dapat
dilihat dalam dua aspek yaitu aspek makro dan aspek mikro. Aspek Makro dapat
ditinjau dari sisi supply and demand, serta dari sisi perhitungan pendapatan
nasional. Sedangkan dari aspek mikro, dapat dilihat dari sisi pengaruh pengaruh fluktuasi kurs valas
terhadap kegiatan perusahaan di dalam negeri suatu negara :
·
Aspek Makro dilihat dari Sisi Supply and Demand.
·
Aspek Makro Dilihat Dari Sisi
Perhitungan Pendapatan Nasional Secara teoritis
2.3 Keadaan dalam melakukan perdagangan
internasional
untuk melakukan Perdagangan Internasional, suatu negara harus melakukan
Spesialisasi. Namun spesialisasi yang terlalu jauh tidak dapat diterapkan dalam
semua keadaan terutama dalam keadaan-keadaan berikut ini:
a.
Ketidak stabilan pasar luar negeri.
Misalnya perdagangan yang terspesialisasi hanya memproduksikàn karet dan
kayu. Apabila harga karet dan harga kayu dunia jatuh, maka perekonomian dalam
negeri otomatis akan ikut jatuh. Spesialisasi bisa meningkatkan pendapatan riil
masyarakat secara maksimal, tetapi dengan risiko terjadi ketidak stabilan yang
tinggi. Sebaliknya diversifikasi lebih menjamin kestabilan pendapatan tetapi
dengan konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dan
spesialisasi. Sekarang hampir semua negara di dunia menyadani bahwa spesialisasi
yang terlalu jauh (meskipun didasarkan atas prinsip keunggulan komparatif.
seperti yang ditunjukkan oleh teori ekonomi) bukanlah keadaan yangbaik. Manfaat
dari diversifikasi harus pula diperhitungkan.
b.
Keamanan Nasional.
Bayangkan suatu negara hanya mem produksikan satu barang, misalnya karet,
dan harus mengimpor seluruh kebutuhan bahan makanannya Meskipun karet adalah
cabang produksi di mana negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yang
paling tinggi, sehingga bisa meningkatkan CPF nya setinggi mungkin, tentuhya
keadaan seperti di atas tidak sehat. Seandainya terjadi perang atau apapun yang
menghambat perdagangan luar negeri, dari manakah diperoleh bahan makanan bagi
penduduk negara tersebut? Jelas bahwa pola produksi seperti yang didiktekan oleh
keunggulan komparatif tidak harus selalu diikuti apabila ternyata kelangsungan
hidup negara itu sendiri sama sekali tidak terjamin.
c.
Dualisme.
Sejarah perdagangan internasional negara-negara sedang berkembang terutama
semasa mereka masih menjadi koloni negara-negara Eropa. ditandai oleh timbulnya
sektor ekspor yang berorientasi ke pasar dunia dan yang sedikit sekali
berhubungan dengan sektor tradisional dalam negeri.
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dan negreri itu, tetapi bagian dan pasar dunia. Dalam keadaan seperti spesialisasi ini dimana perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaai ini di negara-negara sedang berkembang setelah kemerdekaan mereka, memang sudah menunjukkan perubahan. ‘namun Seringkali belum merupakan perubahan itu tidak terlalu fundamental. Sektor ekspor yang’ “modern” masih nampak belum bisa menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional”
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dan negreri itu, tetapi bagian dan pasar dunia. Dalam keadaan seperti spesialisasi ini dimana perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaai ini di negara-negara sedang berkembang setelah kemerdekaan mereka, memang sudah menunjukkan perubahan. ‘namun Seringkali belum merupakan perubahan itu tidak terlalu fundamental. Sektor ekspor yang’ “modern” masih nampak belum bisa menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional”
Semenjak bergulirnya konsep pasar bebas, ada fenomoena kekhawatiran dari
negara-negara berkembang bahwa produksi dalam negeri akan hancur karena
perdagangan bebas. Ketakutan ini juga dirasakan oleh negara–negara Maju.
Dalam Menghadapi fenomena itu, negara dapat mencoba melakukan
penanggulangan dalam menghadapi dampak pasar bebas bagi perekonomian domestik
mereka. Setidaknya ada dua cara dari dalam dan dari luar :
·
Dari dalam negeri, mereka melakukan berbagai hambatan
dan prokteksi untuk beberapa produk dalam negeri.
·
Dari luar negeri, dengan cara menggandeng beberapa
negara untuk membentuk blok perdagangan yang berguna, melindungi ekonomi
domestik masing-masing negara.
2.4 Dampak
akibat adanya persaingan produk dalam vs luar negeri
Dampak positif
adanya persaingan produk dalam dan luar negeri, antara lain :
·
Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk
ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar
internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk
melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
·
Semakin mudah mengakses modal investasi dari
luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian
pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi
kelangkaan modal di Indonesia.
·
Semakin mudah memperoleh barang-barang yang
dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
·
Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata,
sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang
promosi produk Indonesia.
Dampak negatif dari
persaingan produk dalam dan luar negeri sebagai berikut :
·
Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor
Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah
dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
·
Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia
sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik
Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
·
Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin
bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia
bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan.
Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
·
Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat)
di Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang
sudah sempit jadi semakin sempit.
2.5 Peranan
sektor luar negeri bagi ekonomi indonesia
Perdagangan luar negeri
merupakan salah satu dari dua kekuatan ekonomi yang melatar belakangi
perekonomian Indonesia saat ini. Selain perdagangan luar negeri, pertanian /
perkebunan juga merupakan kekuatan ekonomi. Masing-masing memiliki peran dalam
perekonomian Indonesia.
Sektor pertanian /
perkebunan memiliki peran dalam penyediaan barang-barang untuk diekspor
sedangkan perdagangan luar negeri yang mengekspor barang-barang tersebut ke
luar negeri. Selain itu perdagangan luar negeri juga memperkuat cadangan devisa
negara. Saat ini perdagangan luar negeri Indonesia masih dikuasai oleh ekspor
dari sektor pertanian dan perkebunan. Walaupun pernah mengalami kemunduran,
tetapi perdagangan lluar negeri masih bisa menciptakan surplus perdagangan luar
negeri dua setengah kali lebih besar dari tahun 2008.
Perdagangan luar negeri juga dapat lebih cepat
bangkit dari krisis ekonomi global dibandingkan dengan pemulihan sektor
industri yang ada di Indonesia. Perdagangan luar negeri sangat berpengaruh
terhadap perekonomian Indonesia. Dan jika diperhatikan dan diurus dengan sebaik
mungkin, perdagangan luar negeri bisa menjadi tulang punggung bahkan menjadi
unggulan perekonomian Indonesia. Dan menurut saya, selagi perdagangan luar
negeri masih sangat menguntungkan perekonomian Indonesia dan memperkuat
cadangan devisa negara seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Pemerintah
sebaiknya bisa mengurus dan memperbaiki lagi system atau kinerja perdagangan
luar negeri yang masih perlu diperbaiki. Serta mempertahankan apa yang telah
dihasilkan dari kinerja perdagangan luar negeri, agar pengaruhnya terhadap
perekonomian Indonesia dapat lebih besar lagi.
Manfaat dari perdagangan internasional ini adalah:
1.
memperoleh barang yang
tidak diproduksi di negeri sendiri
2.
Memperoleh keuntungan dari
spesialisasi produksi bagi tiap-tiap negara
3.
Memperluas pasar hasil
produksi dan menambah keuntungan
4.
Meningkatkan devisa
5.
Meningkatkan teknologi modern
6.
Meningkatkan hubungan
persahabatan antarnegara
7.
Kebutuhan setiap negara
dapat terpenuhi
Faktor-faktor yang mendorong perdagangan internasional adalah :
1.
Perbedaan sumber daya alam
yang dimiliki
2.
Untuk memenuhi kebutuhan
barang dan jasa di dalam negeri
3.
Keinginan untuk memperoleh
keuntungan dan meningkatkan penerimaan negara
4.
Adanya perbedaan kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
5.
Adanya kelebihan produk
dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
6.
Adanya perbedaan kondisi di
setiap negara sehingga menyebabkan perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi
7.
Adanya kesamaan selera
terhadap suatu barang
8.
keinginan untuk menjalin
kerjasama, hubungan politik, dan dukungan dari negara lain
9.
Terjadinya era globalisasi
sehingga tidak satu negarapun di dunia dapat memenuhi kebutuhan hidup sendiri
10. Adanya keterbatasan produksi
Beberapa
alasan mengapa suatu Negara memerlukan Negara lain dalam kehidupan ekonominya
adalah :
a. Pertama, tidak semua kebuthan masyarakatnya dapat dipenuhi oleh
komoditi yang dihasilkan di dalam negeri, sehingga untuk memnuhi kebuthan
tersebut, harus dilakukan impor dari Negara yang memproduksinya.
b. Karena terbatasnya konsumen, tidak semua hasil produksi dapat dipasarkan
di dalam negeri, sehingga perlu dicari pasar luar di luar negeri
c. Sebagai sarana untuk melakukan proses alih
teknologi. Dengan membeli produk asing suatu Negara dapat mempelajari bagaimana
produk tersebut dibuat dan dipasarkan, sehingga dalam jangka panjang dapat
melakyukan produksi untuk barang yang sama.
d. Secara ekonomis dan matematis perdagangan antar
Negara dapat mendatangkan tambahan keuntungan dan efisiensi dari dilakukannya
tindakan spesialisi produksi dari Negara-negara yang memilki keuntungan mutlak
dan/ atau keuntungan berbanding.
B A B
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam tulisan ini saya
sebagai penulis ingin menyimpulkan atas semua bahasan yang telah di bahas pada
bab pembahasan.
Persaingan di Indonesia
semakin berkembang pesat sejak adanya pasar domestik, yang dahulunya produk
dalam negeri tidak dikenal semenjak adanya persaingan ini produk dalam negeri
menjadi dikenal.
Namun akibat dari persaingan
ini sendiri adalah banyak negara lain yang sering mengakui produk indonesia
sebagai produk negaranya, ya karena memang kualitas produk indonesia tidak
kalah baik dari produk negara lain.
Dalam tulisan ini saya juga bisa menyimpulkan bahwa
persaingan harga atas produk dalam vs produk luar negeri dapat meningkatkan
devisa negara
3.2 Saran
·
Karena waktu dulu adanya pengakuan produk dalam negeri
menjadi produk negara lain saya pikir keamanan atas produk produk indonesia
harus diperketat.
·
Pemerintah harus meningkatkan mutu kualitas produk agar
produk indonesia tidak kalah saing dengan produk lain.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar