Kamis, 24 Januari 2013
Kamis, 10 Januari 2013
bab 14 bisnis internasional
Kamis,10 Januari 2013
BAB XIV
BISNIS INTERNATIONAL
BISNIS INTERNASIONAL adalah bisnis yang
kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya
termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi
juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang seperti transportasi,
pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan
besar dan komunikasi massa.
Hampir semua perusahaan, besar atau
kecil, akan terpengaruh oleh kegiatan dan kompetisi global, karena sebagian
besar menjual keluar dan/atau investor yang aman dari luar negeri dan/atau
bersaing dengan produk dan layanan yang berasal dari luar negeri.
Beberapa
perusahaan yang terlibat dalam beberapa bentuk bisnis internasional melakukan
kegiatan ekspor dan impor dalam transaksinya.
Hakikat Bisnis Internasional
Bisnis
internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas
suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis
internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International
Trade) ada juga yang menybutnya sebagai Pemasaran Internasional atau
International Marketing.
Hambatan dalam melaksanakan perdagangan internasional :
1.
Perbedaan sosial dan budaya antar
negara
2.
Perbedaan ekonomi
3.
Perbedaan hukum dan politik
Karena
bisnis ini di jalankan secara international, jadi kita pasti akan mengenal
Perusahaan Multinasional. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang
merancang, memproduksi, dan memasarkan produk-produk di banyak negara, contoh :
ExxonMobil, Nestle, IBM, Ford dll. Produk dari perusahaan multinasional lebih
menguasai pasar, karena produk mereka mempengaruhi kehidupan ratusan juta
konsumen, pesaing, investor, dan bahkan para pemrotes.
1.
Perdagangan Interasional
Perdagangan Internasional adalah
perdagangan yang dilakukan lintas negara. Negara memproduksi sebagian
kebutuhannya sendiri dan mengekspor kelebihannya, kemudian mengimpor apa yang
tidak diproduksinya.
Alasan negara melakukan perdagangan
internasional didasari oleh teori Keuntungan Komparatif (comparative
advantage), yang akan dijelaskan lebih lanjut di bagian bawah. Namun secara
sederhana, adanya perdagangan akan menciptakan spesialisasi, yaitu setiap
negara dapat menspesialisasikan pada barang dan jasa tertentu. Spesialisasi
akan meningkatkan produktivitas, yang dalam jangka panjang akan meningkatkan
standar hidup semua negara yang terlibat didalamnya. Perdagangan internasional
merupakan jalan untuk menuju kemakmuran negara-negara.
Sumber-sumber
Perdagangan Internasional
Ada
beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional :
Keragaman/diversitas sumber daya alam. Ini berhubungan erat dengan factor endowment, yaitu apa yang telah dimiliki secara alamiah oleh sebuah negara. Negara-negara misalnya dapat kaya akan minyak, hasil laut, memiliki hutan yang luas, dikelilingi oleh laut, dls. Ini merupakan contoh factor endowment yang dimiliki negara-negara. Negara kemudian memanfaatkan dengan menspesialisasikan pada factor endowment yang dimilikinya. Misalnya, negara yang kaya minyak dan bahan tambang lainnya dapat menspesialisasikan pada produksi minyak dan hasil tambang untuk kemudian di ekspor dan ditukar (mengimpor) dengan apa yang tidak diproduksinya, negara yang dikelilingi lautan dapat menjadikannya sebagai pusat pelabuhan dan transit bagi kapal-kapal perdagangan dunia, dls.
Keragaman/diversitas sumber daya alam. Ini berhubungan erat dengan factor endowment, yaitu apa yang telah dimiliki secara alamiah oleh sebuah negara. Negara-negara misalnya dapat kaya akan minyak, hasil laut, memiliki hutan yang luas, dikelilingi oleh laut, dls. Ini merupakan contoh factor endowment yang dimiliki negara-negara. Negara kemudian memanfaatkan dengan menspesialisasikan pada factor endowment yang dimilikinya. Misalnya, negara yang kaya minyak dan bahan tambang lainnya dapat menspesialisasikan pada produksi minyak dan hasil tambang untuk kemudian di ekspor dan ditukar (mengimpor) dengan apa yang tidak diproduksinya, negara yang dikelilingi lautan dapat menjadikannya sebagai pusat pelabuhan dan transit bagi kapal-kapal perdagangan dunia, dls.
a.
Perbedaan selera (preferensi).
Misalnya
negara A mampu memproduksi daging sapi dalam nilai yang sama dengan negara B
menghasilkan ikan, namun penduduk negara A lebih senang mengkonsumsi ikan dan
penduduk negara B lebih senang mengkonsumsi daging sapi. Ini mendorong
terjadinya perdagangan internasional antar kedua negara.
b. Perbedaan biaya
Ini
berkaitan erat dengan biaya produksi. Jika negara-negara melakukan
spesialisasi, maka skala ekonomis akan tercapai dan biaya produksi per unit
akan semakin murah. Produksi barang/jasa tertentu cenderung difokuskan pada
negara tertentu, yang memiliki spesialisasi untuk barang/jasa tersebut.
Misalnya saja, produksi software cenderung dilakukan di Amerika, produksi
fashion kelas dunia di Perancis (kalau yang ini mungkin bukan karena biaya
produksi, tapi keunggulan lokasi yang memberi “brand dan kualitas’ tertentu
bagi hasil produksi), produksi sparepart mobil banyak dilakukan di Brazil, dan
masih banyak contoh lainnya. Selain itu, perbedaan biaya tentunya juga
ditentukan oleh harga bahan baku, tenaga kerja, biaya transportasi, dan
lainnya.
2.
Pemasaran Internasional
Pemasaran
internasional adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mengarahkan barang dan
jasa perusahaan kepada pelanggan di lebih dari satu negara untuk mendapatkan
keuntungan.
Kunci pemasaran internasional yang
berhasil adalah adaptasi pada perbedaan-perbedaan lingkungan dari satu pasar ke
yang lainnya.
Tugas
pemasaran internasional :
o
Perusahaan
yang akan melakukan pemasaran internasional harus melaksanakan tiga penanganan
lingkungan berbeda yang simultan.
o
Sebagian
lingkungan dapat dikontrol oleh perusahaan, namun sebagian lainnya hanya
sedikit saja yang bisa dikontrol.
o
Lingkungan
tersebut terdiri dari lingkungan perusahaan, lingkungan domestic, dan
lingkungan asing.
Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
Alasan
suatu negara melaksanakan bisnis internasional karena sebenarnya tidak ada satu
Negara pun didunia yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari
barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh Negara itu sendiri. Tidak ada
suatu Negara pun yang dapat memenuhi 100% swasembada. Hal ini disebabkan karena
terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik dari sumber daya
alam modal maupun sumber daya manusia.
1.
Konsep keunggulan absolute
Teori Keunggulan Absolut ( Adam
Smith ) Bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional
karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara
tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara
tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak.
Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa
asumsi pokok antara lain:
a.
Faktor produksi yang digunakan hanya
tenaga kerja saja.
b.
Kualitas barang yang diproduksi
kedua negara sama.
c.
Biaya transpor ditiadakan.
2.
Konsep keunggulan komparatif
Nama untuk kemampuan satu bisnis
entitas untuk terlibat dalam produksi dengan lebih rendah biaya kesempatan dari
entitas lain.
Perbandingan keuntungan, daripada
keuntungan absolut , berguna dalam menentukan apa yang harus diproduksi dan apa
yang harus diperoleh meskipun perdagangan .
3.
Potensi pasar internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga
faktor yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam
hal pasar Internasional inipun potensi pasar Internasional juga ditentukan oleh
ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.
Tahap-tahap dalam Memasuki Bisnis Internasional
1.
Ekspor Insidentil
2.
Ekspor Aktif
3.
Penjualan Lisensi
4.
Franchising
5.
Pemasaran di Luar Negeri
6.
Produksi dan Pemasaran di Luar
Negeri
EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENT At
EXPORT) Dalam
rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada
umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan
ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya
kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan
kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT) Tahap terdahulu itu kemudian dapat
berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan
kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan
hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin
berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut.
Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan
manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya
bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai
tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau
“Purchasing”.
PENJUALAN LISENSI (LICENSING) Tahap berikutnya adalah tahap
penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek
dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya
merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen
yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan
baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka
perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada
perusahaan asing tersebut.
FRANCHISING Tahap berikutnya merupakan tahap
yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya
lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya
termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya,
pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta
bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”.
Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai
“Franchisee” sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk
ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran,
supermarket, fitness centre dan sebagainya.
Beberapa contoh kongkrit dari bentuk
ini adalah KFC (Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken dan
sebagainya. Bentuk ini pada saat ini berkembang tidak saja antarnegara akan
tetapi saat ini juga terdapat bentuk-bentuk franchise yang terjadi di dalam
suatu negara itu sendiri.
Sebagai contoh untuk Indonesia
adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, Hero Supermarket dan lain
sebagainya. Bentuk Franchise yang pada saat ini populer di negeri kita dan juga
di negara lain dan banyak dilaksanakan di dalam negeri sendiri antar perusahaan
domestik ini memiliki beberapa kebaikan yang antara lain :
1.
Manajemen sistem yang sudah teruji.
2.
Memiliki nama yang sudah terkenal.
3.
Performance record yang sudah mapan
untuk alat penilaian.
Sebaliknya bentuk ini juga memiliki
kejelekan yaitu :
1.
Biaya tinggi untuk
menrlapatkan Franchise
2.
Keputusan bisnis akan dibatasi oleh
Francilisor
3. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan
dari bentuk Franchise lain. Apabila terdapat kegagalan yang satu akan timbul
anggapan bahwa bentuk franchise yang lain pun jelek juga.
PEMASARAN DI LUAR NEGERI Tahap berikutnya adalah bentuk
Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta
keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country)
haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen
pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Lain dengan
tahap-tahap sebelumnya maka manajemen pemasaran masih tetap berada dalam
tanggung jawab dari perusahaan di negara penerima. Dalam hal itu maka
perusahaan itu akan mengetahui lebih pasti tentang perilaku konsumennya yang
tidak lain dan tidak asing baginya karena mereka adalah juga orang-orang
setempat atau penduduk setempat pula. Lain halnya dalam tahap ini maka
pengusaha pendatang yang nota bene adalah orang asing harus mampu untuk
mengetahui perilaku serta kebiasaan yang ada di negeri penerima itu sehingga
dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif. Tahap ini sering pula
disebut sebagai tahap “Pemasaran Aktif” atau “Active Marketing”.
Hambatan dalam Memasuki Bisnis Internasional
Melaksanakan
bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang
di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan
yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional.
Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan
negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis
internasional yaitu :
1.
Batasan perdagangan dan tarif bea
masuk
2.
Perbedaan bahasa, social
budaya/cultural
3.
Kondisi politik dan
hokum/perundang-undangan
4.
Hambatan operasional
BATASAN PERDAGANGAN dan TARIF BEA MASUK
Perdagangan
pembatasan batas perdagangan dunia, mengurangi efisiensi ekonomi, mengurangi
total produksi dan kesempatan kerja, menaikkan harga, dan mendorong pembalasan.
Mereka bermanfaat bagi beberapa perusahaan domestik dan pekerja mereka dengan
mengorbankan perusahaan asing dan pekerja, dan konsumen domestik. Sementara
subsidi beberapa keuntungan perusahaan domestik dan pekerja dalam industri
ekspor, mengurangi tarif ekspor. Tarif pergeseran sumber daya dan produksi dari
lebih efektif untuk produsen kurang efektif. Argumen yang digunakan untuk
mendukung pembatasan perdagangan termasuk argumen industri bayi dan keamanan
nasional atau argumen industri strategis.
Tarif, pajak impor, menaikkan harga
barang impor, yang meningkatkan permintaan dan harga untuk barang yang sama
yang diproduksi oleh pemasok dalam negeri. Pendapatan dari tarif dikumpulkan
oleh pemerintah dalam negeri.
PERBEDAAN BAHASA, SOSIAL BUDAYA / KULTURAL
Perbedaan
dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat
komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi
yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa
Internasional yaitu bahasa lnggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini
tetap merupakan hambatan yang harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik
karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan
secara begitu saja (letterlijk) dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain.
Bahkan suatu merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain
dan sangat negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil
Chevrolet yang memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan nama “Chevrolet’s
Nova”, pada hal di negara Spanyol kata “No Va” berarti “tidak dapat berjalan”.
Oleh karena itu maka sangat sulit untuk memasarkan produk tersebut di negara
Spanyol tersebut.
Perbedaan kondisi sosial budaya
merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis
Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk ataupun
bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki
arti tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan. Perbedaan budaya
ataupun kebiasaan juga perlu diperhatikan. Misalnya orang Jepang memiliki
kebiasaan untuk tidak mau mendekati wanita bila membeli di supermarket,
sehingga hal ini membawa konsekuensi bahwa barang-barang yang berupa alat-alat
kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan dengan kosmetik wanita, sebab tidak
akan didekati oleh pembeli pria.
HAMBATAN POLITIK, HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Hubungan politik yang kurang baik
antara satu negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya
hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai contoh yang ekstrim Amerika
melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun
Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi
berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara-negara Arab melarang
barang-barang mengandung daging maupun minyak babi.
Lebih dan itu undang-undang di
negaranya sendiri pun juga dapat membatasi berlangsungnya bisnis Internasional,
misalnya Indonesia melarang ekspor kulit mentah ataupun setengah jadi, begitu
pula rotan mentah dan setengah jadi dan sebagainya.
HAMBATAN OPERASIONAL
Hambatan perdagangan atau bisnis
internasional yang lain adalah berupa masalah operasional yakni transportasi
atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke
negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena
antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler.
Hal ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya pengangkutan atau ekspedisi kapal
laut untuk jalur tersebut akan menjadi sangat mahal. Mahalnya biaya angkut itu
dikarenakan selain keadaan bahwa kapal pengangkutnya hanya melayani satu negara
itu saja yang biasanya lalu mahal, maka kembalinya kapal tersebut dati negara
tujuan itu akan menjadi kosong. Perjalan kapal kosong di samudera luas akan
sangat membahayakan bagi keselamatan kapal itu sendiri.
Perusahaan Multinasional
Perusahaan
multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan
kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di
beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations
yang biasanya disingkat MNC. Era Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini
dimana dalam kondisi itu tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas
dan tak terjangkau oleh pengaruh dari Negara lain. Setiap Negara setiap saat
akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini
bisa terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad komunikasi, sehingga
dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang bersamaan kita dapat
mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di manapun di dunia
ini.
Dari keadaan itu maka seolah-olah
tidak ada lagi batas-batas antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Kehidupan sehari-hari menjadi lebih bersifat sama. Dengan kecenderungan yang
terjadi pada saat ini bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun
di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi
atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara negara yang
satu dengan negara lain. Kebutuhan akan sabun mandi, sabun cuci, alat-alat
tulis, alat-alat kantor, pakaian, juga perabot rumah tangga dan sebagainya
tidaklah banyak berbeda antara masyarakat Indonesia dengan Filipina, Jepang,
Korea, Arab atupun di Eropa dan Amerika.
Kecenderungan
untuk adanya kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara
Internasional Perusahaan yang demikian akan mencoba untuk mencari tempat pabrik
guna memproduksikan barang-barang tersebut yang paling murah dan kemudian
memasarkannya keseluruh penjuru dunia sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan
memiliki daya saing yang lebih tinggi. Di samping itu adanya batasan-batasan
ekspor-impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk memproduksikan saja
barang itu di negeri itu sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga
meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan cara itu maka problem
pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Banyak contoh
perusahaan multinasional ini misalnya saja: Coca Cola, Colgate, Johnson &
Johnson, IBM, General Electric, Mitzubishi Electric, Toyota, Philips dari
negeri Belanda, Nestle dari Switzerland, Unilever dari Belanda dan lnggris,
Bayer dati Jerman, Basf juga dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.
Sumber :
- www.google.com
- http://id.wikipedia.org/wiki
- book.store.co.id
- http://mutiara-ratih.blogspot.com
- http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perdagangan_Internasional_9.2_%28BAB_7%29- //dwisetiati.wordpress.com/2010/12/20/bisnis-internasional/
bab 13 tanggung jawab sosial suatu bisnis
Kamis, 10 Januari 2013
BAB XIII
TANGGUNG SOSIAL SUATU BISNIS
Tanggung
jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam
artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya
(namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan.
CSR
berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi
bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau
deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan
untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Benturan dengan Kepentingan Masyarakat
Proses
produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan
perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah dengan
perusahaan). Benturan ini terjadi kerap kali karena perusahaan menimbulkan
masalah-masalah yang terjadi saat proses produksi.
“
Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab social ”
Dalam
menunaikan tanggung jawab social, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika
bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
·
Dorongan
dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat seringkali menghadapi kendala
berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan
diperhitungkan biaya tambahan untung-rugi usaha
·
Dorongan
dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanism pebisnis yang melibatkan rasa,
karsa, karya yang ikut mendorong diciptakanya etika bisnis yang baik dan jujur.
Penerapan prinsip manejemen terbuka hubungan industrial pancasila, pengendalian
mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya merupakan contoh penerapan manejemen
yang berorientasi hubungan kemanusian.
Dorongan Tanggung Jawab Sosial
Klasifikasi masalah social yang
mendorong pelaksanaan tanggung jawab social pada sebuah bisnis sebagai berikut
:
·
Penerapan
manajemen orientasi kemanusian
Kegiatan
intern yang muncul bersifat sangat kaku,keras, zakeliyl ( saklek ) ,
birokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang
berbelit-berbelit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun
pahak lain yang berhubungan kurang manusiawi pun kerap terjadi antara
perusahaan dengan pihak luar (pelanggan,masyarakat umum)
·
Manfaat
penerapan manajemen orientasi kemanusiaan
Penerapan
akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara pelaku
bisnis dan pihak luar secara rinci, manfaat tersebut adalah :
a. Peningkatan moral kerja karyawan
yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja
b. Adanya partisipasi bawahan dan
timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen partisipasif.
Penurunan absen karyawan yang
disebabkan kenyaman kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan
baik.
c. Peningkatan mutu produksi yang
diadakan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan. Kepercayaan konsumen yang meningkatkan dan merupakan dasar
bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
d. Ekologi dan gerakan pelestarian
lingkungan
Ekologi, yang menitikberatkan pada
keseimbangan antara manusia dan alam lingkunganya banyak dipengaruhui oleh
proses produksi. Sebagai contoh maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar
industry perkayuan.
Perburuan
kulit ular yang diperuntukan industry kerajinan kulit. Penangkapan ikan dengan menggunakan
bahan peledak maupun racun yang merusak alam sekitar. Sehingga akan timbul
tanggung jawab perusahaan kepada kelestarian lingkungan.
e. Penghematan energy
Pengurasan
secara besar-besaran energy yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui seperti minyak,batubara dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran
bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong
dilaksanakanya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
Yang dapat disebut dengan sumber energy alternative diantaranya adalah
pemanfaatan tenaga surya,nuklir,angin,air serta laut.
f. Partisipasi pembamgunan bangsa
Kesadaran
masyarat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena
dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah p engangguran dengan cara ikut melibatkan
penggunaan tenaga kerja yang ada, sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada
lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.
g. Gerakan konsumerisme
Awal perkembangannya tahun 1960an di
Negara barat yang berhasil memberlakukan undang-undang perlindungan konsumen
yang meliputi beragam aspek,mulai dari perlindungan atas praktik penjualan
paksa sampai pemberian izin lisensi bagi para petugas reparasi alat rumah
tangga.sehingga konsumen merasa terlindungi dan konsumen akan semakin percaya
pada produk – produk yang beredar di sekitarnya
Etika Bisnis
Merupakan
penerapan secara langsung tanggung jawab social suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksakan bisnis disebut
etika pergaulan bisnis.
a. Hubungan antara bisnis dengan
kosumen
Merupakan hibungan antara konsumen
dengan produsen dan paling banyak ditemui.biasanya mengenai kualitas suatu
produk yang diperdagangkan seperti kualitas produk, kemasan cara promosi, dan
layanan purna jual.
b. Hubungan dengan karyawan
Bentuk
hubungan ini meliputi : penerimaan ( recruitmen ), latihan ( training ),
promosi, transfer, demosi maupun pemberhenti ( termination ). Dimana semua
bentuk hubungan tersebut harus dijalan secara objektif dan jujur.
c. Hubungan antara bisnis
Pemberian
informasi hubungan yang terjadi diantara perusahhan, baik perusahaan
kolega,pesaing,penyalur,grosir maupun distributornya.
d. Hubungan dengan investor
Pemberian
informasi yang benar terhadap investor maupu calon investor merupakan bentuk
hubungan ini. Sehingga dapat menghimdari pengambilan keputusan yang keliru.
e. Hubungan dengan lembaga-lembaga
keuangan
Hubungan
dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan
yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.
Pelaksanaan tanggung jawab social merupakan penerapan dan pelaksanaan
kepedulian bisnis terhadap lingkungan serta mengikuti etika bisnis. Penerapan etika
bisnis adalah maksud dari konsep stakcholder yang berlawan dengan konsep
stockholder.
Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Penjabaran
dari kepedulian social dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab
social bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat behwa semakin tinggi tingkat
kepedulian social suatu bisnis maka semakin mengingkat pula pelaksanaan praktek
bisnis etika dalam masyarakat.beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social
yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
1.
Pelaksanaan hubungan industrial
pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan
bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusahan dengan karyawannya
dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak.
Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya,dan pakaian
kerja.
2.
Analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL)
Penangan limbah industry sebagai bagian
dari produksi sebagai bentuk partisipasi lingkungan.
3.
Penerapan prinsip kesehatan dan
keselamatan kerja (K3)
Penekanan pada factor keselamatan pekerja
dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi
pengaman,masker pelindung maupun pakaian khusus lainya.
4.
Perkebunan inti rakyat (PIR)
System perkebunan yang melibatkan
besar milik Negara dan kecil milik masyarakat. Perkebunan besar berfungsi
sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil
dari perkebunan kecil di sekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
5.
System bapak angkat dan anak-anak
angkat
System ini melibatkan pengusaha besar yang
mengangkat penguysaha kecil/menengah mitra kerja yang harus mereka bina
terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha oleh karena itu
dibutuhkan kesadaran yinggi dalam pelaksannanya.
Sumber :
- http://nindysintya.wordpress.com/2010/11/22/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis/
- http://my154n.wordpress.com/2009/12/30/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis/#comment-26
- http://nindysintya.wordpress.com
Langganan:
Postingan (Atom)