“ STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL “
Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional
menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan dengan
adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya “global
GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
1. Standar
laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh
dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan dikurangi.
2. Para investor
dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi.Portofolio lebih
bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi.Transparansi dan persaingan
di pasar global akan lebih terjaga.
3. Perusahaan-perusahaan
dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusanmengenai merger dan
akuisisi area usaha.
4. Pengetahuan
dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
5. Ide-ide
terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkandalam
mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.
Sebagian argumen mengenai
konvergensi akuntansi memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam
operasional dan alokasi di pasar modal.
Menurut Donald T. Nicolaisen, mantan kepala akuntan
Komisi Sekuritas Dan Bursa AS
1. Dengan
memiliki standar berkualitas tinggi dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan,
maka akan menguntungkan investor serta akan mengurangi biaya akses masuk pasar
modal di seluruh dunia.
2. Dengan
memiliki dan menggenggam susunan standar akuntansi bersama yang berkualitas
tinggi, seorang investor akan memiliki pemahaman dan kepercayaan yang lebih.
3. laporan
keuangan yang disusun dengan mengacu pada standar akuntansi bersama akan dapat
lebih membantu investor dalam memahami peluang investasi.
4. Dengan
menggunakan seperangkat standar akuntansi bersama, maka biaya untuk penerbitan
efek akan menjadi lebih rendah dan penggunaan sumber daya untuk penulisan
standar kemungkinan besar dapat dioptimalkan.
Menurut GAAP keuntungan konvergesi internasional
antara lain:
1. Meningkatkan
efisiensi dalam alokasi modal, karena biaya modal akan dikurangi.
2. Para
investor dapat mengambil keputusan lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio
lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transparansi dan
persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
3. Perusahaan-perusahaan
dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan
akuisisi area usaha.
4. Pengetahuan
dan keahlian akuntansi daoat ditransfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
5. Ide-ide
terbaik muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam
mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.
Harmonisasi Internasional
“Harmonisasi” merupakan proses untuk menigkatkan
kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini
bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding)
informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara. Upaya untuk melakukan
harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite
Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi
internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat
standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang
menyusun atau menggunakan laporan keuangan.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
·
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran
dan pengungkapan)
·
Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan
public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa
efek
·
Standar audit
Keuntungan Harmonisasi Internasional
Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu
“GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara
lain:
1. Pasar modal
menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor
dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih
beragam dan risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan
akuisisi.
4. Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Harmonisasi Global
Stamp dan Moonitz telah mengidentifikasi 7 keuntungan
spesifik yang mereka yakni akan muncul dari penyebarluasan dan penerapan
standar akuntansi internasional:
1.
Adanya sekelompok standar auditing internasional, yang
diketahui akan diterapkan, akan memberi keyakinan, kepada pembaca dari laporan
audit yang dihasilkan diluar negri, atas pendapat auditor tersebut. Dengan
memijamkan kredibilitas kepada pekerja auditor luar negeri, para pembaca
membuat auditor tersebut mampu meminjamkan kredibilitas kepada laporan keuangan
yang dilaporkan.
2.
Standar-standar auditing internasional akan menambah
keuntungan-keuntungan yang sebelumnya telah mengalir dari eksisitensi
standar-standar akuntansi internasional.
3.
Standar-standar akuntansi internasional dengan menambah
kekutan terhadap Standar-standar akuntansi internasional, akan membantu pembaca
dalam membuat perbandingan keuangan internasional.
4.
Standar-standar akuntansi internasional akan
memberikan insentif-insentif tambahan untuk memperbaiki dan mengembangkan
Standar-standar akuntansi internasional
5.
Adanya Standar-standar akuntansi internasional akan
membantu arus modal investasi terutama ke negara-negara yang masih berkembang,
6.
Pengembangan sekelompok Standar-standar akuntansi internasional
akan mempermudah negara-negara berkembang dan terbelakang untuk menghasilkan
standar-standar auditing domestik, dan ini akan menguntungkan bagi mereka.
7.
Auditing yang efektif dan terpercaya diperlukan dalam
semua situasi dimana terdapat pemisahaan antara manajemen dan pihak-pihak luar.
Proses penyusunan standar auditing
internasional dewasa ini dipelopori oleh IFAC, yang keberadaanya telah
diperkenalkan dalam bab 6. Penyusunan Standar auditing internasional pasti akan
diikuti oleh perkembangan oenyusunan standar auditing nasional yag signifikan.
International Auditing Practice Committe (IAPC)
Pedoman-pedoman Auditing Internasional.
Pernyataan-pernyataan mengenai auditing yang telah dipublikasi dibanyak negara
berbeda dalam bentuk dan isi. IAPC meperhatikan pernyataan-pernyataan dan
perbedaan-perbedaan tersebut dan atas dasar kesadaran semacam iti AIPC
mengeluarkan Pedoman Auditing Internasonal yang dimaksut untuk diterima secara
Internasional
Wewenang yang diberikan kepada pedoman. Pedoman
Auditing Internasional dikeluarkan oleh AIPC tidak berlaku diatas peraturan
lokal yang mengatur audit informasi keuangan suatu negara tertentu.
Ruang lingkup dari pedoman. Pedoman ini berlaku kapan
pun suatu audit independent dilaksanakan; dalam arti, pengujian informasi
keuangan suatu entitas secara independent, baik yang berorientasi pada laba
atau tidak dan tanpa memperhatikan ukuran, bentuk legal.
Kritik Atas Standar Internasional
Internasionalisasi
standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan
IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional
merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan
pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang
terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang
dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan
lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan
menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap
kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar
internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus
merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang
semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Proses menjadikan standar akuntansi menjadi suatu
standar internasional juga menimbulkan kritik. Kritik tersebut antara lain :
1.
Sebagian orang mengatakan bahwa standar internasional
terlalu sederhana untuk memecahkan masalah yang rumit. Para kritikus bersikeras
bahwa kemampuan untukberadaptasi terhadap situasi – situasi yang sangat berbeda
merupakan nilai terpenting dari akuntansi. Para kritikus ragu jika standar
international dapat cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan latar
belakang, tradisi dan lingkungan ekonomi disetiap negara.
2.
Bersikeras menggunakan standar internasional, hanya
firma-firma akuntansi internasional luaslah yang akan mampu memenuhi
tuntutannya.
3.
Munculnya ketakutan bahwa penggunaan standar
internasional akan menciptakan ‘standar overlod’.
4.
Kritikus bersikeras bahwa standar internasional
tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama
perusahaan yang tidak terdaftar akuntabilitas publik.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang
mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan
keuangan lintas batas:
1.
Rekonsiliasi. Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing
dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara
asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang
penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di
negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2.
Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal
balik” / resiprositas). Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di
luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan
pada prinsip-prinsip negara asal
Evaluasi
Perdebatan
mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh.
Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran.
Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional
akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren
yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin
cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Prlaporan
Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS).
Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS
sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional
dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi,
pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk
semakin internasional.
Penerapan Standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai
hasil dari :
1.
Perjanjian internasional atau politis
2.
Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara
professional)
3.
Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi
internasional
Penerapan Standar
Stamp dan Moonits telah mengemukakan bahwa strategi
penerapan terbaik adalah dengan mengambil langkah preventif dalam profesi.
Tindakan pencegahan diantaranya adalah penyertaan pendidikan, pelatihan,
prosedur ujian yang komprehensif dan pendidikan profesional yang berkelanjutan.
Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan
Standar Akuntansi Internasional
·
Tahun 1959. Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah
firma akuntan independen Eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan
standar akuntansi internasional dimulai.
·
1961. Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan
professional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat
kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut
akuntansi.
·
Tahun 1966. Kelompok Studi Internasional Akuntan
didirikan oleh institute professional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
·
1973. Komite Standar Akuntansi Internasional
(Internasional Accounting Standard Committee-IASC) didirikan.
·
Tahun 1976. Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Coorporation and
Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan
Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
·
Tahun 1977. Federasi Internasional Akuntan
(International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
·
Tahun 1977. Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh
Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang
terdiri dari empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan
Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
·
Tahun 1978. Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan
Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
·
Tahun 1981. IASC mendirikan kelompok konsultatif yang
terdiri dari organisasi nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam
pembuatan standar internasional.
·
Tahun 1984 Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya
berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak
didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi
internasional.
·
Tahun 1987. Organisasi Internasional Komisi Pasar
Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan
standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit.
·
Tahun 1989. IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32
mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
·
Tahun 1995. Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO
menyetujui suatu rencana kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil
mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif.
Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis
IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas
batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.
·
Tahun 1995. Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan
daru dalam harmonisasi akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh
perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar modal
internasional.
·
Tahun 1996. Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan
bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin,
standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang
dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
·
Tahun 1998. IOSCO menerbitkan laporan “Standar
Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham
Perdana bagi Emiten Asing”.
·
Tahun 1999. Forum Internasional untuk Pengembangan
Akuntansi (International Forum on Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk
pertama kalinya pada bulan Juni.
·
Tahun 2000. IOSCO menerima, secara keseluruhan,
seluruh 40 standar inti yang disusun oleh IASC sebagai jawaban atas daftar
keinginan IOSCO tahun 1993.
·
Tahun 2001. Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan
yang akan mewajibkan seluruh perusahaan EU yang tercatat
sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun akun-akun
konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
·
Tahun 2001. Badan Standar Akuntansi Internasional
(Internastiaonal Accounting Standars Board-IASB) menggantikan IASC dan
mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1 April. Standar IASB
disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan termasuk
didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
·
Tahun 2002. Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi
Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus
mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan
keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan ini
terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan
saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan
yang memungkinkan hal ini tercapai.
·
Tahun 2002. IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian
Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi
internasional dan AS.
·
Tahun 2003. Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat
dan Ketujuh yang diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara
direktif lama dengan IFRS.
·
Tahun 2003. IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi
terhadap 15 IAS.
·
Sekilas Mengenai Organisasi Internasional Utama yang
Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1. Badan
Standar Akuntansi International (IASB)
2. Komisi Uni
Eropa (EU)
3. Organisasi
Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi
Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok
Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development
–UNCTAD).
6. Kelompok
Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(Kelompok Kerja OEDC)
Badan Standar Akuntansi Internasional
Tujuan IASB adalah :
1. Untuk
mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan
informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam
laporan keuangan.
2. Untuk
mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat.
3. Untuk
membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kea rah solusi berkualitas
tinggi.
Struktur IASB yang Baru
1.
Badan wali
2.
Dewan IASB
3.
Dewan penasihat standar
4.
Komite interpretasi pelaporan keuangan internasional
(IFRIC)
Uni Eropa (Europen Union-EU)
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi
pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan
mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi
:
·
Perubahan modal dalam tingkat EU
·
Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat
berharga dan derivatif yang terintegrasi
·
Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk
perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal
(International Organization of Securities Commissions-IOSCO) beranggotakan
sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut
bagian pembukaan anggaran IOSCO: Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja
bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat
domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien
dan sehat:
·
Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman
masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestic.
·
Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an
penhawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
·
Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk
memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan
yang efektif terhadap pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif
dalam pengungkapan internasional dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan
perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui pasar global surat berharga.
Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para
penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling
efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor.
Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan
terhadap proyek-proyek IASB.
FEDERASI INTERNASIONAL AKUNTAN (IFAC)
IFAC merupakan organisasi tingkat
dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih
dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk
mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga
akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi
kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki
seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki
suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara yang
dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya,
menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi harian
dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf
professional akuntansi dari seluruh dunia.
Untuk menjalankan agenda-agenda teknisnya, IFAC telah
membentuk komite-komite berikut:
1. Pendidikan
2. Etika
3. Akuntansi
keuangan dan manajemen
4. Praktik
auditung internasional
5. Auditing
dalam lingkungan EDP (Electronic Data Processing)
6. Perencanaan
7. Sektor
Publik
8. Kongres
dunia
Dalam penyusunan Standar internasonal, hanya International
Auditing Practices Committe IFAC yang berwenang untuk mengeluarkan, atas nama
Dewan IFAC, draft-draft exsposure dan pedoman-pedoman yang berkaitan dengan
praktik auditing yang diterima dan bentuk dan isi laporan auditing.
KELOMPOK KERJA ANTAR PEMERINTAH PERSERIKATAN
BANGSA-BANGSA UNTUK PAKAR DALAM STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI DAN PELAPORAN
(ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan
merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi
dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya adalah untuk mendorong
harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan mandat
tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang
direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan
lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola
perusahaan dan akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
ORGANISASI UNTUK KERJASAMA EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
(OECD)
OECD merupakan organisasi
internasional Negara-negara industry maju yang berorientasi ekonomi pasar.
Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industry maju yang lebih
besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan lain
(seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang
memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
kepentingan anggota-anggotanya.
Kasus
Profesi akuntansi menghadapi gempuran sepanjang musim panas yang terasa lama,
perusahaan terbesar dan paling berpengaruh diAmerika Serikat tertangkap basah
enggelembungkan laba serta aktiva dengan memanipulasi aturan-aturan akuntansi
secara terang-terangan. Ribuan investor dan karyawan menagangung akibatmyan
kongres diminta untuk megadakan dengar pendapat untuk memeriksa dan memahami
kecurangan tersebut. Profesi akuntansi mengalami tekanan politik yang berat
dari kalangan legislator yang menghendaki reformasi, dan publisitas negativ
yang mengelilingi dugaan kegagalan audit memberi semua akuntan publik citra
yang sangat tidak menguntungkan. Kejadiannya adalah pada tahun 1938
tentang skandal akuntansi korporasi yaitu McKesson-Robbins, dapat dikatakan
bahwa skandal ini menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap cara pelaksanaan
audit ketimbang semua skandal sesudahnya.
Pada tahun 1924, Philip Musica, yang tidak lulus sekolah menengah atas dan
pernah dinyatakan bersalah melakukan penipuan dan dihukum penjara, menyebutkan
dirinya sebdiri sebagai F. Donald Coster dan menganugerahkan dirinya sendiri
gelar dokter.”Dr. Coster” mengambil alih kendali McKesson-Robbins
menggelembungkan aktiva dan laba sebesar $19 juta dengan melaporkan persediaan
yang sebenarnya tidak ada serta penjualan fiktif. Coster berhasil
mengelabui auditor McKesson, dan masyarakat yang menanamkan modalnya,
sehingga mereka percaya bahwa perusahaan itu mempunyai persediaan obat – obatan
yang sangat banyak, bernilai multijutaan dolar, yang sesungguhnya tidak
ada. Coster menciptakan pesanan pembelian palsu, faktur penjualan palsu dan dokumen
palsu lainnya, yang oleh auditor McKesson-Robbins direview sebagai bukti adanya
persediaan imajiner itu. Kecurangan ini berhasil dilakukan karena standar audit
dimasa itu memperbolehkan auditor membatasi diri hanya mereview dokumen dan
berbicara dengan manajemen. Meraka tidak diharuskan secara fisik mengemati dan
memverivikasi persediaan.
Dalam salah satu rapat darurat yang diadakan secara tergesah-gesah setelah
kecurangan itu terungkap, diterima kabar bahwa Coster bunuh diri. Seorang partner
pada bank investasi yang bertindak direktur luar McKesson, karena mencemaskan
tanggung jawabnya, menanggapi kabar itu dengan berteriak, “Tetap kita pecat
dia!’.
Kecurangan klasik di McKesson-Robbins mengilustrasi bahwa kecurangan
laporan keuangan bukanlah hal yang baru. Sebagai buntut dari skandal itu,
profesi auditing menanggapi dengan menetapkan standar-standar formal yang
pertama untuk prosedur auditing. Standar-standar tersebut mengharuskannya
dilakukannya konfirmasi piutang dan observasi atas persediaa fisik, yang
sekarang merupakan prosedur standar, ditambah pedoman mengenai tanggungjawab
auditor untuk mendeteksi kecurangan.
Sebagai respon atas kecurangan yang lebih terkini, kongres menyetujui UU
Sarbanes-Oxley pada tahun 2002 dan AICPA mengembangkan standar auditing yang
khusus berhubungan dengan penilaian resiko kecurangan dan pendeteksiaanya. (
Arens, Alvin.A. Elder,Randal.J dan Beasley,Mark.S.2008. )
Analisis
Dalam kasus ini standar audit yang dilanggar adalah standar-standar formal
untuk prosedur auditing. Pada standar umum auditor harus mepertahankan sikap
mental yang independent dalam semua hal yang berhubngan dengan audit dan
auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanaan audit dalam menyusun
laporan.
Pada standar pekerja lapangan, auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup
mengenai entitas serta lingkunannya termasuk pengendalian internal untuk
menilai resiko salah saji yag material dalam laporan keuangan karena kesalahan
atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu serta luasnya prosedur
audit dan Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan
melakuakan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberiak
pendapat menyangkut laporan keuangan yang akan diaudit . Kecurangan dalam kasus
ini adalah Coster berhasil mengelabui auditor McKesson, dan masyarakat
yang menanamkan modalnya, sehingga mereka percaya bahwa perusahaan itu
mempunyai persediaan obat – obatan yang sangat banyak, bernilai multijutaan
dolar, yang sesungguhnya tidak ada. Coster menciptakan pesanan pembelian palsu,
faktur penjualan palsu dan dokumen palsu lainnya, yang oleh auditor
McKesson-Robbins direview sebagai bukti adanya persediaan imajiner itu. Dalam
kasus ini Kecurangan ini berhasil dilakukan karena standar audit dimasa itu
memperbolehkan auditor membatasi diri hanya mereview dokumen dan berbicara
dengan manajemen. Meraka tidak diharuskan secara fisik mengemati dan
memverifikasi persediaan.
Standar - standar prosedur audit dalam kasus ini adalah mengharuskannya
dilakukannya konfirmasi piutang dan observasi atas persediaa fisik, yang
sekarang merupakan prosedur standar, ditambah pedoman mengenai tanggungjawab
auditor untuk mendeteksi kecurangan. Sebagai respon atas kecurangan yang lebih
terkini, kongres menyetujui UU Sarbanes-Oxley pada tahun 2002 dan AICPA
mengembangkan standar auditing yang khusus berhubungan dengan penilaian resiko
kecurangan dan pendeteksiaanya.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
A. Tantangan
dan Peluang dalam Analisis Lintas Negara
Analisis keuangan lintas batas mencakup berbagai
wilayah yurisdiksi. Sejumlah negara memiliki perbedaan yang sangat besar dalam
praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, sistem hukum dan undang-undang, sifat
dan ruang lingkup resiko usaha, serta cara untuk menjalankan usaha. Analisis
dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Di
satu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah
pada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia.
Terlepas dari konradiksi yang masih terus berlanjut, hambatan untuk analisis
dan penilaian keuangan internasional semakin menurun dan pandangan pada
analisis secara umum masih positif. Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam
teknologi informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan
perusahaan-perusahaan untuk menarik investor dan kegiatan perdagangan yang
meningkat masih terus berlanjut.
B.
Kerangka Kerja Analisis Bisnis
Palepu, Bernard, dan Healy membuat
suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisisdan penilaian usaha dnegan
menggunakan data laporan keuangan. Kerangka dasar tersebut terdiri dari empat
tahap analsis, diantaranya:
1. Analisis Strategi Usaha
2. Analisis Akuntansi
3. Analisis Keuangan
4. Analisis Prospektif
C. Analisis
Strategi Usaha Internasional
Analisis
strategi usaha merupakan langkah penting dalam analisis laporan keuangan.
Analisis ini memberikan pemahaman kualitiatif atas perusahaan dan para
pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonomi. Hal ini menandakan bahwa analisis
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perspektif holistik. Dengan
mengidentifikasikan faktor pendorong laba dan risiko usaha yang utama, analisis
strategi usaha membantu para analis untuk membuat peralaman yang realistis.
Analisis strategi usaha sering kali rumit dan sukar dilakukan dalam lingkungan
internasional.
Terdapat beberapa kesulitan dalam analisis strategi
usaha internasional, diantaranya:
1.
Ketersediaan
informasi
Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di
beberapa negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro
ekonomi. Memperoleh informasi mengenai industri juga sukar dilakukan di banyak
negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan
informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di negara berkembang.
Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan
memperoleh modal di pasar luar negeri, telah memperluas pengungkapan mereka dan
secara suka rela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti
standar pelaporan keuangan internasional.
2.
Rekomendasi
untuk melakukan analisis
Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan
analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi
sukar dilakukan. Seringkali dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis
setempat dan bagaimana industridan perusahaan sesungguhnya beroperasi,
khususnya di negara-negara pasar berkembang.
D. Analisis
Akuntansi
Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis
sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi.
Para analis perlu untuk mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta
menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan.
Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang
terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak mengenai
kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Laba yang dilaporkan seringkali
digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen. Langkah-langkah dalam
melakukan evaluasi kualitas akuntansi suatu perusahaan, meliputi:
a.
Identifikasikanlah
kebijakan akuntansi utama
b.
Analisislah
fleksibilitas akuntansi
c.
Evaluasilah
strategi akuntansi
d.
Evaluasilah
kualitas pengungkapan
e.
Indentifikasikanlah
potensi terjadinya masalah
f.
Buatlah
penyesuaian atas distorsi akuntansi
E. Analisis
Keuangan Internasional
Tujuan analisis keuangan adalah
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, serta untuk
menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Analisis rasio dan analisis arus
kas merupakan alat yang penting dalam melakukan analisis keuangan.
Analisis rasio mencakup perbandingan
rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama,
perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiskal yang
lain, dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku. Analisis
arus kas berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai
arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan yang diklasifikasikan menjadi
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas
investasi dan pendanaan non kas secara periodik.
Dua masalah yang harus dibahas ketika melakukan
analisis rasio dalam lingkungan internasional, yakni :
1.
Apakah
perbedaan lintas negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang
signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari
negara yang berbeda
2.
Seberapa
jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi lokal
memengaruhi interpretasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun
pengukuran akuntansi dari negara yang berbeda disajikan ulang agar tercapai
’daya banding akuntansi’
Sejumlah bukti kuat menunjukkan adanya perbedaan besar
antar negara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio, serta jumlah laporan
keuangan lainnya yang berasal dari faktor akuntansi dan non-akuntansi. Seberapa
besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan
prinsip-prinsip akuntansi nasional. Suatu penelitian sebelumnya mengenai
rekonsiliasi LK oleh emiten asing yang disusun oleh SEC cukup informatif.
Terdapat lima jenis perbedaan laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah
besar emiten, diantaranya:
1.
Depresiasi
dan amortisasi
2.
Biaya yang
ditangguhkan atau di kapitalisasi
3.
Pajak
tangguhan
4.
Pensiun
5.
Translasi
mata uang asing
Penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari dua
pertiga emiten yang mengungkapkan perbedaan laba yang material melaporkan bahwa
laba menurut GAAP AS lebih rendah dibandingkan dengan laba menurut GAAP non AS.
Hampir setengah dari antaranya melaporkan perbedaan laba lebih besar dari 25%.
Dengan demikian, bukti dari pengungkapan rekonsiliasi emiten SEC
mengindikasikan bahwa perbedaan GAAP dapat menyebabkan keragaman angka-angka
laporan keuangan yang signifikan.
Para analis harus memilih untuk membuat laporan
keuangan yang dapat dibandingkan dengan membuat penyesuaian prinsip akuntansi
terhadap laporan keuangan yang sedang dianalisis. Analisis arus kas memberi
masukan mengenai arus kas dan manajemen suatu perusahaan. Laporan arus kas yang
sangat mendetail diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS dan standar
akuntansi di sejumlah negara yang jumlahnya makin bertambah. Ukuran-ukuran yang
berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khususnya dalam analisis
internasional karena tidak dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi,
bila dibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba. Beberapa analis
menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui
secara internasional, atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum. Beberapa
lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok
negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan
yang berlokasi di negara-negara tersebut.
Brown, Soybel, dan Stickney menggambarkan penggunaan algoritma
penyajian ulang untuk meningkatkan perbandingan kinerja keuangan lintas
negara. Mereka menyajikan ulang kinerja operasi perusahaan-perusahaan AS dan
Jepang menurut dasar pelaporan yang sama.Algoritma penyajian ulang yang relatif
sederhana cukup efektif untuk digunakan. Satu pendekatan adalah memfokuskan
pada beberapa perbedaan Laporan Keuangan yang paling material, dimana tersedia
cukup informasi untuk melakukan penyesuian yang dapat diandalkan.
F. Analisis
Prospektif Internasional
Analisis prospektif mencakup tahap peramalan dan
penilaian. Ketika melakukan peramalan, para analisis membuat ramalan mengenai
prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan strategi usaha, catatan
akuntansi, dan analisis keuangan. Ketika melakukan penilaian, analisis mengubah
ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai perusahaan. Penilaian
digunakan secara implisit maupun eksplisit dalam banyak keputusan usaha.
Terdapat banyak pendekatan penilaian yang berbeda digunakan dalam praktik,
mulai dari analisis arus kas terdiskonto hingga teknik yang lebih sederhana
yang berdasarkan perkalian berbasis harga.
“ Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial “
PERENCANAAN MANAJEMEN
Dalam
proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi
perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Menurut
George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and relating
of fact and the making and using of assumption regarding the future in the
visualization and formulating of proposed activities believed necessary to
achieve desired result”.
Dalam
pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
·
Perencanaan merupakan kegiatan yang harus
didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
·
Perencanaan merupakan suatu pekerjaan
mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa
yang akan datang.
·
Perencanaan mengenai masa yang akan
datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap
hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya perencanaan dibuat
sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah
organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut
dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
EMPAT TAHAP DASAR PERENCANAAN
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini :
·
Menetapkan tujuan atau serangkaian
tujuan.Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan
tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan
tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya
secara tidak efektif.
·
Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman
akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber
daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting,
karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan
informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi
dalam organisasi
·
Mengidentifikasi segala kemudahan dan
hambatan. Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan
hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan
intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang
mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi
keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu
mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan
·
Mengembangkan rencana atau serangkaian
kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap
terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif
kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif
yang ada.
PERENCANAAN OPERASIONAL
Perencanaan
operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai fokus yang lebih
sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun) dan melibatkan
manajemen tingkat bawah.
PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan
strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun) untuk mencapai
tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi secara keseluruhan.
Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang menggambarkan
alokasi sumberdaya, prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
FAKTOR WAKTU DAN PERENCANAAN
Perencanaan merupakan salah satu
fungsi dari manajemen atau pengelolaan termasuk pengelolaan komunikasi, baik
ditinjau dari segi proses, bentuk maupun komponen-komponen atau
unsur-unsur.
Dari sudut proses, pengelolaan
mencakup unsur-unsur dalam manajemen, baik secara lengkap maupun secara
sederhana. Secara lengkap unsur-unsur tersebut terdiri dari penelitian
pengembangan (litbang); perencanaan; pengorganisasian; pelaksanaan/
pengkomunikasian; monitoring/pengawasan; dan penilaian. Secara singkat unsur
tersebut dikenal dengan POAC (Planning Organizing, Actuating dan Controlling).
Setiap unsur harus mampu didefinisikan baik secara logis maupun akademis. Dari
masing-masing definisi setiap unsur/komponen tidak boleh tumpang tindih. Proses
pengelolaan, bisa berbentuk lingkaran (cycle) termasuk proses komunikasi.
Dari
sudut objek, perencanaan memerlukan faktor-faktor untuk pelaksanaannya, yaitu
man, money, material, dan method untuk mencapai tujuan.
Di samping faktor
proses dan objek juga harus diperhatikan komponen-komponen dalam proses
komunikasi, seperti komunikator, pesan, media, komunikan, efek, feed back,
tujuan, dan lingkungan yang turut mempengaruhinya.
Konsep
Dasar Perencanaan terutama yang menyangkut pengertian merupakan langkah yang
strategis di dalam menguasai konsep-konsep serta indikator-indikator dari
perencanaan itu sendiri.
Perencanaan
merupakan proses karya yang berkesinambungan sampai pada tahap pelaksanaan dan
bahkan sampai pada tahap evaluasi. Seorang perencana selalu berusaha
mengorganisasikan sumber-sumber atau faktor-faktor, seperti orang, material,
dana dalam proses pengerjaan suatu kegiatan. Perencanaan juga merupakan langkah
kedua dalam pengelolaan kegiatan setelah mengidentifikasi masalah-masalah, baik
dari hasil penelitian maupun dari pengumpulan data yang sederhana.
Kurangnya
berfikir strategis dan tidak mantapnya perencanaan dalam kegiatan komunikasi
akan menimbulkan kontroversi daripada memecahkan masalah. Dalam perencanaan,
sering berkaitan dengan istilah goal dan objective di samping meliputi
pendekatan-pendekatan dan strategi yang harus diadakan.
Proses
perencanaan melibatkan berbagai unsur di antaranya menurut Harold Koontz adalah
menentukan tujuan, menetapkan premis-premis serta mencari dan menyelidiki
berbagai kemungkinan rangkaian tindakan yang diambil.
Dalam
penilaian tiap-tiap kemungkinan yang diselidiki berdasarkan pertimbangan untung
rugi serta faktor-faktor yang akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Harus disadari bahwa perencanaan banyak menghadapi faktor-faktor yang tidak
pasti dan berubah-ubah sehingga penilaian terhadap kemungkinan tersebut sangat
sulit untuk dilakukan.
Adapun unsur-unsur perencanaan adalah sebagai berikut:
1.
Policy.
2.
Prosedur.
3.
Progress (kemajuan).
4.
Program.
Fungsi dan manfaat perencanaan
dalam dunia modern semakin mendapat tempat yang paling penting karena di
samping nilai manfaat juga fungsinya pun semakin dirasakan. Manfaat dan fungsi
perencanaan dapat disimpulkan, sebagai berikut:
·
Perencanaan itu penting karena di
dalamnya memuat garis-garis tujuan baik yang berjangka panjang ataupun pendek
serta digariskan pula apa saja yang harus dilakukan agar tercapai tujuan-tujuan
tersebut.
·
Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk
(guide) bagi semua anggota organisasi.
·
Perencanaan merupakan proses yang
terus-menerus.
·
Perencanaan berfungsi sebagai alat
pengendali.
·
Perencanaan yang baik menjamin
penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
Faktor
waktu mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal yaitu
:
·
Waktu sangat diperlukan untuk
melaksanaakan perencanaan efektif
·
Waktu sering di perlukan setiap langkah
perencanaan tanpa informasi lengkap tentang variabel-variabel dan
alternatif-alternatif,karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan.
·
Jumlah waktu yang akan dicakup dalam
rencan harus dipertimbangkan.
·
Factor waktu lainnya yang mempengaruhi
perencanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus ditinjau kembali dan
diperbaiki..ini tergantung sumber daya yang tersedia dan drajat ketetapan
perencanaan manajemen.
·
Waktu perkiraan akan menjadi masukan
penting sebagai teknik lainnya digunakan untuk mengatur struktur dan semua
proyek. Menggunakan teknik estimasi waktu yang baik dapat mengurangi
proyek-proyek besar ke sejumlah proyek-proyek kecil.
ELEMEN PERENCANAAN
Perencanaan terdiri
dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).
a.
Sasaran
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai
oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.Sasaran sering pula disebut
tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur
suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil.
Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas.
Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan,
pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang
ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutanstakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil
adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya
dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat
digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya.
·
Pendekatan pertama disebut
pendekatan tradisional.
Pada pendekatan ini, manajer puncak
memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya
menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya itu
kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai
tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah
orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar
perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan
oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu
luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau
"kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan
sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu .
Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi
tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer
dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai.
Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan
meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama,
negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak
waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat
dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya
tanpa memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga
yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang
menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.
b. Rencana
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku diseluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pengendalian manajemen
merupakan suatu istilah yang umum dan makin banyak digunakan dalam berbagai
variasi kepentingan dan pengertian. Kadang-kadang digunakan untuk pemeriksaan
rutin intern, misalnya pada penyusunan kembali pembukaan. Biasanya
interprestasi yang lebih sempit ini ternyata merupakan salah satu kegiatan
daripada struktur pengendalian manajemen yang luas itu. Ada berbagai macam definisi
mengenai pengendalian manajemen. Berikut ini akan disajikan beberapa definisi
tersebut :
1. Menurut Arief Suadi, Ph.D :
Pengendalian Manajemen
adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Atau
Proses untuk
mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar secara efektif dan efisien
mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu.
2. Menurut Anthony, Dearden dan Bedford :
Pengendalian Manajemen adalah
semua metode, prosedur dan strategi organisasi, termasuk sistem pengendalian
manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai
dengan strategi dan kebijakan perusahaan.2
Selain definisi-definisi di atas, berikut ini juga akan disajikan definisi-definisi dari sistem pengendalian manajemen.
Selain definisi-definisi di atas, berikut ini juga akan disajikan definisi-definisi dari sistem pengendalian manajemen.
Dari definisi-definisi
di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Pengendalian manajemen adalah semua
usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan yang mengacu
pada efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan, agar dipatuhinya
kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan.
Di atas telah disebutkan bahwa
pengendalian manajemen adalah proses untuk mempengaruhi orang lain dalam perusahaan
agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahaan. Penentuan tujuan
perusahaan dan strategi untuk mencapainya dilakukan dalam suatu proses yang
dinamakan Perencanaan Strategis. Perencanaan strategis adalah suatu proses
untuk menentukan tujuan perusahaan, dan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Oleh karena perencanaan strategis tidak dapat lepas dari
lingkungannya, maka perencanaan strategis dapat juga dikatakan sebagai reaksi
perusahaan terhadap lingkungan. Lingkungan perusahaan adalah : karyawan,
pemegang saham, pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga keuangan, pemerintah, dan
masyarakat.
Tujuan perusahaan merupakan arah yang
akan ditempuh perusahaan.
Pada saat perusahaan didirikan, perencanaan baru dapat dilakukan setelah tujuan dan strategi pencapaian tersebut ditentukan. Sebaliknya, setelah perusahaan berjalan, realisasi yang efektif dan efisien namun tidak mencapai tujuan perusahaan dapat menimbulkan evaluasi terhadap program, strategi atau tujuan perusahaan, dan hal ini dapat terjadi berulang kali.
Pada saat perusahaan didirikan, perencanaan baru dapat dilakukan setelah tujuan dan strategi pencapaian tersebut ditentukan. Sebaliknya, setelah perusahaan berjalan, realisasi yang efektif dan efisien namun tidak mencapai tujuan perusahaan dapat menimbulkan evaluasi terhadap program, strategi atau tujuan perusahaan, dan hal ini dapat terjadi berulang kali.
Selain memerlukan pengendalian
manajemen, untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan pengendalian yang lain
yaitu : pengendalian tugas”. Pengendalian tugas adalah : proses untuk menjamin
bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien.
Efisiensi menunjukkan perbandingan ntara keluaran (output) dengan masukan
(input) yang favourable. Sedangkan efektivitas menunjukkan perbandingan antara
keluarga dengan tujuan.
TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN
Tujuan pengendalian manajemen
Tujuan pengendalian manajemen adalah
untuk memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota organisasi, dan
selanjutnya mencapai tujuan organisasi. Ini merupakan proses mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dan ketidakberesan yang
disengaja, seperti pencurian atau penyalahgunaan sumber daya. Karena fokusnya
pada manusia dan implementasi rencana, pertimbangan psikologis menjadi dominan
dalam pengendalian manajemen. Kegiatan-kegiatan seperti komunikasi, meyakinkan,
mendesak, memberi semangat, dan memberi kritik adalah bagian penting dalam
proses ini.
Fungsi pengendalian manajemen
Fungsi pengendalian manajemen adalah
pengukuran dalam perbaikan terhadap pelaksanaan tujuan dan rencana perusahaan
dapat dicapai. Pengendalian manajemen juga dapat berfungsi untuk mengembangkan
dan merevisi norma-norma (standard) yang memuaskan sebagai ukuran pelaksanaan
dan menyediakan pedoman serta bantuan kepada para anggota manajemen yang lain
dalam menjamin adanya penyesuaian hasil pelaksanaan yang sebenarnya terhadap
norma standard. Disini pengendalian manajemen mencoba agar pelaksanaan sesuai
dan cocok dengan rencana atau standard. Juga dalam fungsi ini, controller dapat
membantu. Dia tidak memaksakan pengendalian, kecuali dalam departemennya
sendiri, tetapi dia menyediakan informasi yang akan digunakan oleh pimpinan
fungsional untuk mencapai pelaksanaan yang diharuskan.
Kegiatan dalam bidang pengendalian ini
menghabiskan waktu yang cukup banyak. Sebagian informasi disediakan dari jam ke
jam atau dari hari ke hari. Data lain disiapkan dari minggu ke minggu atau dari
bulan ke bulan, sesuai dengan kebutuhan keadaan. Sebagai contoh, pada
perusahaan yang lebih besar, informasi per jam atau per hari tentang
pelaksanaan belum mungkin berguna, atau biaya-biaya pengolahan per minggu
mungkin dibutuhkan.
Dalam pendekatan masalah-masalah yang
berhubungan dengan fungsi pengendalian manajemen, suatu pandangan yang luas
biasanya akan banyak membantu. Hasil akhir dari fungsi pengendalian tidak hanya
berupa suatu laporan atau prestasi kerja, melainkan seharusnya juga mencakup
pertimbangan – pertimbangan berikut ini :
1. Bantuan terhadap norma-norma untuk
pengendalian.
2. Evaluasi terhadap norma standard,
termasuk analisa yang berhubungan dengan hal itu.
3. Pelaporan tentang prestasi pelaksanaan
jangka pendek yang sesungguhnya dibandingkan dengan kerja yang telah
distandardkan. Pengembangan trend dan hubungan-hubungan untuk membantu para
pimpinan operasional.
4. Memastikan bahwa melalui tujuan yang
berkesinambungan, sistem dan prosedur dapat menyediakan data yang diperlukan
dan yang paling berguna atas basis yang paling praktis dan ekonomis.
Disini jenis pengendalian yang baik
adalah yang melihat ke depan. Ini harus diingat oleh manajemen apabila dia
berpartisipasi dalam fungsi pengendalian manajemen dengan memberikan pemikiran
yang terus menerus terhadap langkah-langkah yang mungkin perlu diambil sebelum
dimulai tindakan operasi untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan
norma atau yang diinginkan. Ini dapat dinamakan sebagai “preventive control”
(pengendalian preventive).
JENIS PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sistem pengendalian
manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:
1. Pengendalian
pencegahan (preventive controls)
2. Pengendalian deteksi
(detective controls)
3. Pengendalian koreksi
(corrective controls)
4. Pengendalian
pengarahan (directive controls)
5. Pengendalian
kompensatif (compensating controls)
Rincian kelima jenis
pengendalian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengendalian
pencegahan (preventive controls)
Pengendalian pencegahan dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk
mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian
pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personel melaksanakan perannya.
Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran, personel yang kompeten,
pemisahan fungsi, reviu pengawas dan pengendalian ganda. Sebagaimana peribahasa
mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati” demikian pula dengan
pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh lebih murah biayanya dari pada
pengendalian pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke dalam sistem,
pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi sehingga
mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian, pengendalian pencegahan tidak
dapat menjamin tidak terjadinya kesalahan atau kecurangan sehingga masih
dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya.
2. Pengendalian deteksi
(detective controls)
Sesuai dengan namanya pengendalian
deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan yang telah terjadi.
Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo kas buku
organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas. Pengendalian
deteksi biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan, namun tetap
dibutuhkan dengan alasan: Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur
efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat
secara efektif dikendalikan melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga
harus ditangani dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut terjadi.
Pengendalian deteksi meliputi reviu
dan pembandingan seperti: catatan kinerja dengan pengecekan independen atas
kinerja, rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname, penghitungan
fisik persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.
3. Pengendalian koreksi
(corrective controls)
Pengendalian koreksi melakukan koreksi
masalah-masalah yang teridentifikasi oleh pengendalian deteksi. Tujuannya
adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak terulang kembali. Masalah
atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh auditor.
Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud pengendalian
koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi
auditor.
4. Pengendalian
pengarahan (directive controls)
Pengendalian pengarahan adalah
pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan
agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku.
Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang dilakukan langsung
oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor terhadap aktivitas
pekerja.
5. Pengendalian
kompensatif (compensating
controls)
Pengendalian
kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena terabaikannya
suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik usaha terhadap
kegiatan pegawainya pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi
merupakan contoh pengendalian kompensatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar